Lihat ke Halaman Asli

Menyelam di Desa Mangir Sambil Bertugas

Diperbarui: 26 Agustus 2017   14:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KKM dusun Mangir kecamatan Kasembon Malang

Dusun Mangir mengajarkan saya banyak pelajaran tentang arti kebersamaan, toleransi, menghargai, menolong dan banyak hal yang tidak bisa saya ungkapkan dengan hanya tulisan saja. Kehidupan yang memasyarakat dengan masyarakat di dusun Bangil memanglah kurang akrab, dikarenakan mereka terlalu individuais antara warga satu dengan warga yang lainnya. Akan tetapi mereka juga banyak sekali mengadakan kegiatan muslimatan ataupun pengajian. Oleh karena itu mereka menunjukkan kebahagiaan tersendiri bagi masyarakatnya, keadaan itulah yang membuat saya dan teman-teman sangat kagum. Disana kami sering di undang/di ajak untuk mengikuti di manapun mereka mengadakan segala pengajian tersebut itu.  

Di awalnya kami semenjak datang sampai pertengahan kami kkm, mereka tak pernah peduli dan tak pernah merespon kami, dikarenakaan mereka menganggap awalnya kami ini orang-orang punya atau bisa dibilang orang-orang kaya yang tidak tau dan tidak mau mengenal orang-orang desa. Awalnya kami semua juga bingung dengan sikap semua ini, kami semua sampai berfikir keras mengapa mereka kok sampai mengucilkan kami, dan kami semua mencari tahu nya dan kami semua berusaha mengakrabkan diri kami dengan orang-orang desa mangir sana. Dan mereka semua telah menyadarinya bahwa kami semua juga sama saja dengan mereka, yang tanpa pilih-pilih untuk bersosialisasi.

Saya dengan teman-teman di saana di setiap harinya mengikuti semua kegiatan dan aktifitas yang saking padatnya disana, banyak sekali kegiatan pengajian-pengajian setiap malamnya, sampai-sampai kami pernah merasa lelah dan bertanya-tanya mengapa kok kegiatan di desa Mangir sini kok padat sekali. Dan keesokan harinya kami pas melakukan kegiatan pengajian di rumah sebelah, saya sempat berbincang-bincang dan menanyakan asal mula terjadinya kegitan pengajian yang begitu padan dan banyak ini. Dan setelah kami mengetahuinya kami juga sangat terheran-heran saking banyaknya. Tetapi kami juga senang jika mereka mengundang dan mengajak-ngajak kami untuk mengikuti pengajian itu.

Selain adanya pengajian, saya sangat senang sekali bisa membantu adik-adik belajar malam di masjid Baiturrahman, sampai-sampai mereka senang belajar dengan saya walaupun esoknya itu adalah hari libur. Saya berusaha membuat suasana belajar di setiap harinya itu tidak membosankan. Dengan cara sehabis belajar mengajak bermain dan shering bersama adik-adik membuat mereka jadi betah dan semangat belajar bersama saya.

Di sana kami semua tidah hanya mengikuti kegiatan pengajian saja, tetapi kami juga mengajar di RA Mangir dan mengajar di TPQ sana. Saya merasa senang bisa berbagi dan menambah ilmu baru dari semua kegiatan-kegiatan di sana.

Dan akhirnya warga-warga disana pun benar-benar menerima kami dengan tangan terbuka, mengajarkan hal-hal baru dengan menganggap kami sebagai anaknya sendiri. Dan disisi lain ada adik-adik RA, TPQ serta remas-remas yang menyayangi saya sebagai kakaknya sendiri.

Jadi bisa dikatakan bahwa selain menerapkan teori yang telah didapatkan, saya juga mendapatkan banyak pengalaman baru yang itu tidak hanya sekedar kegiatan pengabdian dengan terpaku hanya pada penerapan teori semata. Dan harapan besar yang kami inginkan, didesa kecil disudut malang ini semoga tetap damai, makmur, tentram dan jalinan silaturahimnya tetap terjalin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline