Lihat ke Halaman Asli

Pengasuhan Wakil Bupati Blitar terhadap Anak-anaknya

Diperbarui: 9 Desember 2016   10:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam sebuah wawancara yang kami laksanakan pada hari Sabtu tanggal 22 Oktober 2016 bersama Bapak Wakil Bupati Blitar yaitu Bapak MarhaenisUrip Widodo, beliau menjelaskan bawasannya mengasuh itu merupakan sebuah pemberian kasih sayang, perawatan yang di berikan kepada anaknya, arahan yang selalu mengarahkan kepada anak-anaknya untuk tidak berbuat melenceng, serta pemantauan yang di berikan dari anak mereka berusia dini hingga dewasa.

Di dalam wawancara ini beliau juga menjelaskan bawasannya pengasuhan itu selalu ada pergeseran dari adanya perbedaan pengasuhan dari kandungan, bayi, remaja, sampai dewasa. Cara mengasuh anaknya juga berbeda dengan orang tua lainnya karena ujuannya mereka juga berbeda dengan hasil pengasuhan yang di berikan kepada orang tua lainnya. Berawal dari mereka mengasuh anaknya saat berada dikandungan yang di lakukan cara mereka merawat dan memberikan nutrisi-nutrisi yang bergizi agar memenuhi pertumbuhan dan perkembangannya saat berada di kandungan. Saat bayi pengasuhan dilakukan untuk sebagai tahap awal untuk mengarahkan agar anak mampu berkembang dengan baik dalam sikap, perilaku bahasanya. Sedangkan saat remaja, anak diarahkan agar mampu menghadapi masalah yang terjadi di dunia luar dan pasti orang tua tidak lalai memantau kehidupan anak. Bukan bermaksud mengekang anak tetapi jika anak mulai melencang, orang tua akan meluruskan sang anak. Dan saat dewasa inilah orang tua tetap mengarahkan karena dimanapun orang tua pernah mengalami suatu vase kedewasaan.

Di dalam cara pengasuhan, tujuan dan fungsi pengasuhan mereka yang berbeda ini, untuk menerapkan anak mereka mudah berbaur dan bersosialisasi pada sekeliling masyarakat di sekitarnya agar anak-anak mereka juga tidak dikatakan sebagai anak yang sombong melainkan anak yang dermawan. Walaupun kedua orang tua mereka yang begitu sangat sibuk, mereka tetap meluangkan waaktunya buat selalu merawat anak-anak mereka. Orang tua mereka tidaak pernah menitipkan anak-anaknya ke baby sitter karena agar rasa kasih sayang mereka sepenuhnya bias di dapat oleh anaknya agar tidak terbagi-bagi oleh orang ain. Hanya saja disaat kedua orang tuanya benar-benar repot mereka menyewakan pembantu untuk merawat dan mengurus rumah adar tetap selalu terjaga kebersihannya.

Sedangkan mengasuh dalam budaya local merupakan pembiasaan diri dan menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitar. Maka dari itu lingkungan juga berperan penting dalam perkembangan anak. Dengan memakai pengasuhan budaya lokal ini mereka sebagai orang tua memperlakukan anaknya secara sama tanpa pilih memilih. Dan pada saat masa bayi, kami menanamkan berbagai bakat-bakat pada anak. Di masa anak-anak, beliau membantu mereka dengan cara memfasilitasi mereka untuk lebih mendalami bakat-bakat mereka. Pada masa remaja anak di berikan kebebasan dalam menemukan jati diri mereka, akan tetapi beliau sebagai orang tua tetap memberikan pantauan terhadap mereka. Pantauan dilakukan agar anak tidak terjerumus dalam pergaulan bebas yang tidak diinginkan oleh orang tua.

Dalam metode pengasuhan beliau memilih metode pemantauan yang dimana pemantauan itu memantau aturan dan batasan-batasan yang telah diberikannya kepada anak-anak beliau. Tujuan adanya diberikan aturan dan larangan atau batasan ini agar anak-anaknya tidak mudah terjerumus atau terpengaruh oleh dunia luar, karena dunia luar sekarang ini sangatlah cepat banyak memakan korban. Akan tetapi beliau tidak begitu terlalu mengekang anakanaknya, karena jika terlalu mengekang takutnya akan menjadi anak yang kuper dan tidak bias bersosialisasi secara baik. Oleh karena itu beliau memberikan kebebasan, akan tetapi beliau juga selalu mengawasi akan gerak gerik yang di lakukan oleh anaknya selama di berikan kebebasan tersebut.

Di dalam setiap keluarga atau pun orang tua yang mengasuh anak, itu akan selalu ada nya perbedaan pendapat.antara orang tua dengan anaknya. Akan tetapi beliau adalah orang yang ahli dalam sosialisasi,, dan beliau ahli dalam menyelesaikan masalah-masalahnya. Jika beliau ada perbedaan pendapat dengan anak-anaknya, beliau selalu mengajak musyawarah atau pun berunding dulu untuk menyelesaikan perbedaan pendapat-pendapat tersebut. Musyawarah ini di lakukan dengan tujuan agar anak-anak mereka tidak merugikan diri sendirinya maupun keluarganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline