Siapa yang hadir di depan gedung DPR RI? Para mahasiswa bergerak! Partai Buruh beraksi, aktivis '98, dan guru besar turun ke jalan!
Para elemen masyarakat sipil lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu turun aksi unjuk rasa. Mereka mengambil bagian untuk mengawal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang ambang batas pencalonan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati serta wali kota dan wakil wali kota dalam pemilihan kepala daerah.
Dari ribuan massa yang berunjuk rasa hingga merangsek masuk ke halaman DPR itu, ada satu komunitas yang merasa terpanggil jiwanya untuk menolak revisi undang-undang Pilkada.
Siapa mereka? Siapa lagi jika bukan publik figur dari para komedian atau komika yang sering menghibur kita.
Para komika rupanya jago berorasi di depan massa. Dimulai dari komika Abdur Arsyad. "Kami mewakilkan teman-teman lainnya. Jangan berharap kami lucu karena yang lebih lucu di dalam sana, kumpulan orang-orang tolol, tolol, setolol-tololnya." Wah, garang juga bung Arsyad! Begitu saya menyimak konten orasinya, saya geleng-geleng kepala.
Memang betul, ada sesuatu hal dari berbagai arah yang membuat jiwa kita terpanggil dalam kehidupan atau suatu perkara tertentu. Terdapat keresahan, ketidakadilan, rasa muak hingga nasionalisme.
Suatu perkara yang darurat atau genting dan hal yang bukan darurat. Urusan pertama dan kedua ini dialami oleh para komika. Abdel Achrian misalnya, bersuara lantang di depan gedung DPR. Apa orasi Abdel? "Indonesia lawan, DPR lawak." Teriakannya sebanyak enam kali.
Giliran komika lainnya memegang alat kekerasan berupa pengeras suara sembari kepalkan tangan. Saya agak melongo saat komika berorasi secara bergantian di atas mobil komando.
Selanjutnya, Ajis Doa Ibu. Bersama para pendemo, mereka menyanyikan lagu "Agak Laen" secara serentak. Suasananya pun bertambah hidup saat melantunkan lagu tersebut.
Di sana ada pula komika Bintang Emon ikut nimrung berorasi. Sisa power suara Bintang Emon perlu belajar sama Abdur Arsyad dan Mamat Alkatiri. Ada Arie Keriting, Yuda Keling, Rigen Ebel Kobra hingga YouTuber Jovial Da Lopez.
Yang jelas, mereka turut merasakan apa yang dirasakan oleh akademisi, kaum terpelajar, dan masyarakat yang menilai selama ini telah dikangkangi oleh pemegang tahta dan harta, di negeri kita.