Lihat ke Halaman Asli

Ermansyah R. Hindi

Free Writer, ASN

Lima Intelektual Itu Bukan Musuh, Kecuali Kolonialisme Israel

Diperbarui: 16 Juli 2024   07:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ermansyah R. Hindi - Dokpri

Nyaris seharian saya mengintip konten berita di media sosial. Tanpa sengaja, saya memandangi berita yang membetot perhatian netizen di medsos. Rupanya sudah kadung heboh di medsos X. Tak pelak lagi berita seputar kunjungan so called 'lima intelektual muda Nahdliyin' ke Israel menjadi topik perbincangan hangat.

Lebih dari kata lumayan malah peristiwa anyar yang panas karena sensinya minta ampun. 

Mereka seakan berubah menjadi semacam "gravitasi" yang menggemaskan, memancing hingga mengundang hujatan di medsos.

Hebohnya lima intelektual muda Nahdliyin lantaran sowan dengan Presiden Israel Isaac Herzog sesungguhnya bukan musuh dunia terutama negeri muslim. Tetapi, musuh nyata adalah zionis Israel yang menjajah hingga melakukan genosida dan pembersihan etnis terhadap warga Palestina. 

Diam-diam pertemuan antara kedua belah pihak berlangsung beberapa hari yang lalu.

Saya dan Anda bisa menyimak foto bareng nampaknya sebagian besar dari kaum intelektual mengulum senyum. Tidak heran, pernyataan yang tidak sepi di medsos X adalah melukai perasaan umat Islam dan kemanusiaan sejagat. Terlepas dari ragam penafsiran, orang anggap kunjungan kelima Nahdliyin telah nyenggol konstitusi.

Kita tahu bahwa intinya antara lain anti penjajahan karena tidak sesuai perikemanusian dan perikeadilan. Cuma sebatas itu alasan dan sorotan tajam netizen. 

Memang dari ujung kaki hingga ujung rambut konstitusi terbuka untuk ditafsirkan. Yang konyol, jika pendapatnya saja yang paling benar dan pendapat lain salah.

Lalu, yang terluka rasa kemanusian itu yang mana? Sakitnya ada di sini. Mendekati petengahan Juli saja, sudah lebih dari 38 ribu terbantai. 

Saat lima intelektual itu berkunjung ke Israel, maka saat itulah mereka dikecam habis lantaran dianggap "menari-nari" di atas penderitaan rakyat Palestina. 

Mereka bertemu tatkala sudah beribu-ribu anak termasuk bayi mati karena dihujani bom. Mereka berfoto bareng saat sudah banyak perempuan diserang rudal dan ditembaki senapan canggih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline