Lihat ke Halaman Asli

Ermansyah R. Hindi

Free Writer, ASN

Kengelanturan Retorika Politik

Diperbarui: 26 Januari 2025   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Baliho bacapres-bacawapres Ganjar-Mahfud (Sumber gambar: kompas.com)

Sekian kali terjadi riuh rendah di tahun politik. Yang riuh dan ramai seperti datang dari baliho. Banyak orang melihat pajangan atribut secara perorangan maupun partai politik. Alih-alih panen rezeki karena pihak percetakan banyak orderan buat spanduk, baliho, dan sejenisnya.

Andaikata ada festival perayaan tahunan, maka baliho yang tampil menawan itulah juaranya. Bahkan kita bisa melihat lebih ramai daripada perayaan Agustusan. 

Kalau peringatan Agustusan masih mending bisa bendera atau umbul-umbul kurang lebih sebulan telah berkibar.

"Betapa indahnya retorika Pemilu damai saat baliho dicopot." Begitu gumanku. Saya tidak tahu, apakah ini sindiran halus atau bukan?

Lagi pula, orang sudah tahu bahwa masih jauh dari tahapan pendaftaran dan tahapan.kampanye, baliho dan atribut lainnya bertebaran.

Memang, peraturan tidak ada yang dilanggar karena sebatas sosialisasi kandidat. Termasuk tidak ingin kalah baliho bakal calon presidennya terpajang dengan gagah. 

Kita paham, hajatan pemilihan umum sekali dalam lima tahun. Wajarlah, sudah berjajar baliho-baliho sepanjang mata memandang.

Kini, atribut siapa yang digadang-gadang sebagai calon pemimpin nasional pun tidak luput dipasang di tempat-tempat srategis. Mulai di perempatan jalan, di sudut jalan, di depan alun-alun hingga di jalan protokol dengan ukuran billboard. Semakin keren balihonya, semakin wah ongkosnya, seperti pasangan atribut di billboard. Harganya jutaan dalam sebulan.

Kalau billboard dianggap oleh sebagian orang punya hitungan tersendiri. Di benak sebagian orang bergelayutan pertanyaan. 

Yang pasang gambar wajah bakal calon presiden di billboard langsung ditebak pasti punyai duit banyak. Tidak jarang juga bakal calon legislatif partai blablabla bersanding dengan bakal calon presiden tertentu.

Pandangan dan persepsi pertama dari warga muncul berkaitan dengan tampilan dan ukuran atribut. Kalau baliho berukuran jumbo, umpamanya ukuran dua sampai tiga kali lima meter, saya kira butuh ongkos banyak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline