Ternyata, tidak mudah
menemukan dalil atau rumusan yang tepat tentang kemiripan. Hanya karena mustahil ditransformasikan keterkaitan antara persamaan dan keserupaan, maka batasan pengetahuan atas obyek diarahkan pada kemiripan.Kadangkala, kemiripan muncul dalam citra sinema.
Kemiripan dan perbedaan berkelindan dalam keseharian. Kemiripan itu nyata saat si doi terjaga. Sungguhpun demikian, kemiripan dan perbedaan melampaui film atau sinema.
Dilansir dari kompas.com (26/11/2022), misalnya, Film 2045 Apa Ada Cinta? "Kalau dibilang mirip, kayak I was Meara. Sama-sama ditikung? Iya sih," kata Indah Kusuma di satu kesempatan.
Saya kira, kemiripan dan perbedaan tidak terlalu jauh masuk dalam dunia film.
Meskipun Indah, pemeran Meara di film tersebut mengaku ada perbedaan karakter. Indah menyebut enggak baper dalam keseharian.
Meara malah lebih baperan. Meara yang diperankan Indah agak melo, lugu, dan tertutup karakternya dalam film.
Tidak jarang, dimana ada kemiripan di situ ada perbedaan. Begitu pula sebaliknya.
Katakanlah, ada kemiripan di satu tempat, tetapi terjadi perbedaan ide dan pemikiran atas kasus yang sama di tempat lain.
Misalnya, pemikiran dan teori tentang materi. Fisikiawan melihat materi bersifat fisik. Ilmuwan melihat fisik dan entitas tidak lebih dari fisik. Sedangkan, filsuf melihat materi adalah sesuatu yang dibentuk dan membentuk ide, pikiran, dan pengalaman inderawi. Materi tidak bersifat inersia alias lembam (Deleuzian).
Ada lagi, kemiripan kasus yang sama di satu tempat, tetapi perbedaan konsep atau pemikiran dan penafsiran dalam kasus yang sama atau mirip di tempat lain.