Lihat ke Halaman Asli

Ermansyah R. Hindi

Free Writer, ASN

Seandainya Wonder Woman 1984 Antrean Panjang demi Asap Dapur

Diperbarui: 8 Oktober 2022   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : rottentomatoes.com

Film Wonder Woman 1984 alias WW84 merupakan sekuel lanjutan dari Wonder Woman (2017). Ia telah dirilis sekitar dua tahun lalu.

Setelah tertunda selama 12 bulan, film ini diproduksi oleh DC Film yang menyuguhkan sosok superhero DC Comics Wonder Woman

Pemeran utama dalam film ini dibintangi oleh Gal Gadot sebagai Diana Prince, si Wonder Woman yang berhasil menarik perhatian penonton.

Karena menarik perhatian, terutama insan perfilman, Wonder Woman 1984 bertaburan bintang lantaran paling banyak ditonton secara straight-to-streaming dengan meraup 166 juta dolar di seantero dunia dan biaya produksi sebesar 200 juta dollar AS tahun 2020. (wikipedia, 6/02/2022)

Sejak 16 Desember 2020, film ini menjadi momen yang menandai penayangan WW84 di Indonesia. Kurang dua tahun sebelum krisis minyak goreng merebak.

Sebuah citra sinema menceritakan tentang petualangan Diana Prince yang memulai babak baru kehidupannya sebagai antropolog di Smithsonian Institute, Washington D.C, Amerika Serikat.

Patty Jenkins sebagai penulis naskah sekaligus menyutradarai film WW84 tampaknya tidak kehabisan ide, imajinasi, dan teknik untuk memunculkan kisah-kisah baru dalam genre laga. 

Jenkins sang sineas kawakan tidak ingin melewatkan kesempatan dengan titik fokus pada kisah film fiktif ihwal bangsa Amazon dari Themyscira. Film mengambil alih komik.

Jika rentang waktu 70 tahun setelah mengangkat kisah heroik di film Wonder Woman yang pertama yakni Perang Dunia I, maka Wonder Woman 1984 mengambil setting saat Perang Dingin, Uni Soviet lawan Amerika Serikat cs, di era Reagen.

Kehadiran lawan yang berbeda dalam sekuel ini. Diana Prince menghadapi musuh baru, yaitu Maxwell Lord (Pedro Pascal) dan Barbara Ann Minerva sebagai The Cheetah (Kristen Wiig). 

Barbara akhirnya bertemu dengan Diana dan menjadi koleganya di Smithsonian Institute.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline