Tertawa di balik tangis yang menjerit
Luka yang terus di pahat
Sayatan demi sayatan tak kunjung sembuh
Sekian dalam mengalir kepedihan
Hati bergetar tak kunjung tenang
Semua tampak jelas
Terbayang kepedihan yang tiada dusta
Menginjak injak jiwa yang tertidur rapuh
Diam terus dimusnahkan dengan senjata tajam tak bertulang
Pahit untuk memberontak