Gerakan literasi dewasa ini sudah mulai dicanangkan di berbagai kota se-Jawa Barat, salah satunya Bandung. Upaya Bandung menjadi kota literasi mungkin tak jauh berbeda dengan kota-kota lain. Namun perihal angkot, saya belum tahu apakah di kota lain juga sudah mendesainnya atau belum.
Yap. Angkot di Bandung kini turut menyukseskan gerakan literasi. Sebagai penikmat angkot di Bandung, tentu hal ini membuat saya semakin betah di angkot.
Seperti yang sudah banyak diketahui, bahwa pemerintah kota Bandung sedang berupaya meningkatkan indeks literasi yang dirasa masih kurang, terutama di kalangan anak-anak sekolah. Meski si anak setiap hari kerjaannya sekolah, tapi nyatanya tidak semua anak suka membaca. Iya tho.. hihi.. sehingga kata kang Emil, di mana-mana harus ada ruang membaca.
Pak Walkot ini menyebutkan, bahwa untuk meningkatkan indeks literasi kota Bandung, beliau akan melakukan dua hal yang fundamental, yakni Perda Literasi dan Perpustakaan.
Selain itu, Pemkot Bandung juga mewajibkan membaca 15 menit kepada seluruh anak-anak sekolah. Sehingga sebelum memulai pelajaran, mereka harus membaca buku-buku yang bukan pelajaran.
Dengan adanya perpustakaan di angkot ini, menurut saya bisa dijadikan antisipasi oleh anak sekolah yang sering datang terlambat. Jadi, kalau pas masuk kelas ditanya oleh gurunya, apakah sudah membaca selama 15 menit di luar buku pelajaran? Si anak yang telat bisa dengan mantap menjawab ”Sudah Bu, di angkot,” hehehe…
Begini nih penampakannya… maaf kualitas gambarnya jelek.. di angkot goyang-goyang ditambah memang kamera seadanya.. he he he
Lebih dari itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat secara struktural memang tengah menggencarkan gerakan literasi. Secara simbolis, hal ini ditandai dengan peluncuran Gerakan Literasi Sekolah (GLS) melalui West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC).
Hingga hari ini, GLS terus digalakkan oleh Bunda Literasi Jawa Barat, Netty Heryawan, dengan kampanye budaya literasi dan sosialisasi Jabar Tolak Kekerasan pada Anak di sekolah-sekolah di Jawa Barat.
Well, dengan segenap upaya yang dilakukan Pemprov Jawa Barat, kabarnya diberitakan bahwa Jabar telah ungguli provinsi lain dalam memajukan gerakan literasi.
Hal ini diutarakan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Masyarakat, Harris Iskandar, pada peluncuran WJLRC Desember lalu, mengatakan Jawa Barat lebih unggul dibanding provinsi lainnya di Indonesia dalam memajukan gerakan literasi.