Lihat ke Halaman Asli

Segalanya! Segalanya!

Diperbarui: 23 Januari 2019   08:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Gambar: TheMoonDoggies)

Siapa yang harus memulai? Saya yang selalu curiga pada cinta atau kau yang kadang diam di hadapan cinta? Atau begini saja. Kita simpan curiga di awal senja, juga diam di akhir malam. Sebab, siapakah kita sampai-sampai mesti curiga dan diam di hadapan cinta? 

Di hadapan cinta, kita tak ada apa-apanya. Di hadapan kita, cinta segalanya. Segalanya!

'Cinta itu apa?' Bertanyalah sepoi kepada kita. Ada hening panjang sekali, selepas tanya itu terujar. Lebih panjang dari pandangan. Lebih panjang dari ingatan. Cinta itu apa? Kita mengulang-ulang tanya yang sama, bersama detak waktu. Hidup, salah satunya, adalah pengulangan. Kita mengulang-ulang hal yang sama atau hampir sama, setiap hari. Juga mengulang-ulang pertanyaan. Pertanyaan tentang cinta, misalnya. Apakah cinta itu serupa detak waktu? Hening. Hening lagi. Hening yang panjang. Dalam hening, selalu ada sikap. Saya lalu curiga. Dan kau beda. Diam. Sepoi yang menanti pun pergilah. Pergi ke entah.

Kita sepakat. Ada baiknya bila jawaban atas 'apa itu cinta?' itu dicari. Bukannya di-hening-kan. Kita lalu berhenti dalam sajak ini. Barangkali, ia di sini.

Senja Ini

: kita

senja ini, kau kembali kucari. barangkali dalam sajak-sajak tua

dari berjuta-juta silam yang lampau, ada kau

yang setia memintal kenangan.

senja ini, kau kembali kucari. barangkali dalam nada-nada lagu lama

dari tak terhingga bahasa, ada kau

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline