Lihat ke Halaman Asli

Erliza KusumaPratiwi

Mahasiswa Kedokteran Hewan, SIKIA Universitas Airlangga

Air Pollution "The Silent Killer"

Diperbarui: 12 Mei 2023   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Udara merupakan sumber yang tidak terbatas dan sumber daya milik bersama, yang mempengaruhi kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya. Pemeliharaan terhadap fungsi udara harus dilakukan demi menjaga kesehatan dan kesejahteraan manusia serta melindungi makhluk hidup lainnya. Pencemaran udara diartikan dengan turunnya kualitas udara sehingga udara mengalami penurunan mutu dalam penggunaannya dan akhirnya tidak dapat dipergunakan lagi sebagai mana mestinya sesuai dengan fungsinya menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 41 Tahun 1999. Kecenderungan menurunnya kualitas udara dapat diakibatkan oleh faktor alam dan manusia. Faktor alam yang dapat mencemari udara salah satunya adalah aktivitas vulkanik gunung. Sedangkan Faktor manusia yang paling dominan adalah aktivitas transportasi dan perindustrian seiring dengan pertumbuhan penduduk.

Padatnya kawasan Ibu Kota tentu menjadi salah satu penyebab utama polusi udara yang begitu parah. Selain asap kendaraan yang menjadi masalah utamanya, Jakarta juga dihimpit oleh beberapa pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. DKI Jakarta dihimpit kurang lebih 8 PLTU batu bara dalam radius 100 km. Sejak tahun 2020, Lembaga penelitian CREA mencatat bahwa Jakarta dikelilingi oleh 118 industri yang ikut berkontribusi dengan pencemaran udara.

DKI Jakarta menjadi salah satu daerah dengan tingkat pencemaran udara paling tinggi di Indonesia, dikarenakan padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia yang dilakukan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mengalami kenaikan produksi industri yang menyebabkan polusi semakin parah pada tahun 2017 hingga 2018. Sejak 2018 jumlah pemakaian kendaraan bermotor juga meningkat sehingga ini mempengaruhi kualitas udara di DKI Jakarta. Analisis kualitas udara di DKI Jakarta perlu dilakukan karena sumber polutan semakin meningkat. Oleh karena itu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta membuat stasiun pemantauan kualitas udara di lima kota besar di DKI Jakarta untuk memantau polusi utama udara seperti NO2 (Nitrogen Dioksida), SO2 (Sulfur Dioksida), O3 (Ozon), CO (Karbon Monoksida) dan PM10 (Partikulat). Hasil dari Analisa tersebut, ternyata pola sebaran kadar polutan O3 menunjukan adanya penurunan kualitas udara di DKI Jakarta pada tahun 2016 dan 2018 dilihat dari semakin banyaknnya zona daerah yang memiliki kadar polutan tinggi >150,00 g/m3 yang bisa mengakibatkan infeksi pada saluran pernafasan dan iritasi pada mata.

Lalu apa dampak polusi udara bagi kesehatan? Polusi udara merupakan masalah kesehatan yang serius karena menjadi penyebab 4,5 juta kematian tahunan secara global akibat pneumonia (12%), stroke (34%), penyakit jantung iskemik (26%), penyakit paru obstruktif kronik (22%), dan kanker paru-paru (6%). Menurut Indeks Kualitas Udara Kehidupan (AQLI), rata rata orang Indonesia dapat kehilangan 1,2 tahun harapan hidup pada tingkat polusi saat ini. Selain itu dampak polusi udara juga sebanding dengan aktivitas merokok dan tiga kali lipat lebih berbahaya dari mengonsumsi alkohol.

Ada beberapa cara yang dapat mencegah polusi udara semakin parah mulai dari lingkup kecil seperti lingkup keluarga. Salah satu contohnya adalah menanam lebih banyak tanaman-tanaman hijau, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan memakai kendaraan umum, mengubah filter AC, dan lain sebagainya. Pemrov DKI Jakarta juga berupaya menangani permasalahan ini diantaranya mewajibkan kendaraan wajib uji emisi, bengkel dan SPBU juga diwajibkan memiliki alat uji emisi, mesin diesel diganti menggunakan baterai PLN, mengganti bus yang berpolusi tinggi, serta memperbanyak alat ukur kualitas udara.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline