Lihat ke Halaman Asli

Ulasan Film Pendek "Nilep"

Diperbarui: 6 Januari 2022   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Film termasuk salah satu karya seni dari sebuah gagasan atau ide yang dibentuk dalam sebuah audio visual yang sangat menarik dan dapat dinikmati. Masa kini film pun tidak hanya ditayangkan di layar lebar bioskop atau televisi. Tetapi media massa, film kini merambah ke YouTube.Dan bagi orang yang menontonnya dapat mengomentari dan memberi argumen masing-masing dengan bebas. 

Film pun selain sebagai media hiburan memiliki fungsi sebagai media pendidikan, pengetahuan dan penyampaian peran, baik pesan moral atau pesan yang bersifat spritual. Pesan bersifat spritual seperti pesan Rohani atau pesan yang berkaitan dengan keagamaan bisa disebut dengan berdakwah.

Saya pernah menonton film pendek di media massa Youtube, yang berjudul 'Nilep' konten bahasa atau sastra pada film pendek ini lebih ke bahasa daerah, penggunaan bahasa Jawa ini memberi daya tarik tersendiri bagi siapa saja yang menontonnya, karna menyesuaikan kondisi masyarakat desa yang kental dengan kultur Jawa. Judulnya pun memakai bahasa Jawa yang artinya 'mengutil atau mencuri'. 

Meskipun menggunakan bahasa daerah pada film ini, tetapi masih dapat dinikmati oleh berbagai kalangan karena telah disediakan subtitle guna memudahkan penonton untuk memahami alur cerita. 

Dan di film ini anak-anak masih menggunakan bahasa jawa halus yang disebut bahasa krama inggil untuk berbicara dengan yang lebih dewasa darinya seperti 'orang tua' untuk lebih bisa menghargai lawan bicara yang tidak sebaya dengan kita. Tetapi jika berbicara dengan yang sebaya, kita dapat menggunakan bahasa Jawa pada umumnya, bahasa keseharian.

Film 'Nilep' ini merupakan film karya Ravacana Film yang menceritakan sekumpulan anak-anak sedang berkumpul dipos kamling, mereka berdebat tentang seorang anak yang 'mencuri' mainan hingga mereka menyalahkan satu sama lain. Yang di sutradarai oleh Wahyu Agung Prasetyo. 

Dan diperankan oleh Afifah Nur Azizah ( Ipeh), Erlan Bayu Saputra (Bayu), Abdilah Irfandi (Pandi), Rindho Perdana (Rindho), Bagus Sumartono (Penjual Mainan), dan Fauzan Ridwan (Pak Pos). Cerita ini berdurasi 9.07 menit yang sangat sederhana namun menyentuh. 

Film 'Nilep' ini skenarionya tidak berbelit, tetapi pesan dalam film tersebut sangat sampai pada penonton. Pemeran di film ini pun tidak banyak serta latar filmnya juga tidak ada yang istimewa, seperti keadaan umumnya pada pedesaan.

Film 'Nilep' ini terasa nyata ketika setiap dialog yang digunakan menggunakan bahasa Jawa. Jadi, buat orang-orang yang terbiasa berbahasa Jawa akan sangat nyaman menonton film ini. Bagi orang yang tak berbahasa Jawa tak ada masalah, justru unsur kedaerahan yang ditonjolkan akan semakin menguatkan karakter si masing-masing perannya.

Saya akan memberitahu serta menjelaskan sedikit mengenai pengambilan gambar atau visual yang dilakukan dalam setiap adegan film pendek 'Nilep'.  Dalam pengambilan gambar dalam adegan pada menit 1.42 -- 1.53 menggunakan pengambilan gambar; medium close up, menunjukan ekspresi kebingungan dan memelas dari petugas pos tersebut yang menanyakan alamat kepada Bayu.

Selanjutnya pengambilan gambar dalam adegan pada menit 1.48 -- 2.02 pengambilan gambar; medium close up, menunjukan petugas pos yang tersenyum senang kepada Bayu dan Pandi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline