Lihat ke Halaman Asli

Apresiasi Film Memento (2000)

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Judul                : Memento

Sutradara        : Christoper Nolan

Tahun              : 2000

Pemain            : Guy Pearce (Leonard Shelby), Carrie-Anne Moss(Natalie), Joe Pantoliano (Teddy Gammel)

“So you lie to yourself to be happy. There's nothing wrong with that.”

Benarkah ? apakah tidak apa-apa jika kita membohongi diri sendiri hanya untuk membahagiakan diri ? hal inilah yang dilakukan oleh Leonard Shelby (Guy Pearce) yang mempunyai memori jangka pendek. Bisa dibilang bahwa Leonard tidak bisa membuat memori yang baru akibat kecelakaan yang dialaminya.

Memori yang dimiliki oleh Leonard tidak sanggup untuk menampung hal-hal baru yang dialaminya, maka dari itu dia sebagai seorang yang teroganisir dan disiplin selalu menggunakan kamera polaroid dan catatannya sebagai media pengingat apa yang harus dia kerjakan selanjutnya. Bukan hanya itu, dia bahkan rela untuk mentato semua bagian tubuhnya hanya untuk mengingat kejadian sebelumnya. Leonard mencoba untuk menyatukan puzzle-puzzle dengan berbekalan fakta yang tidak mampu dia ingat untuk mencari pria yang telah memperkosa serta membunuh istrinya.

Film ini menceritakan bagaimana perjuangan Leonard, seseorang yang tidak bisa mengingat kejadian dalam jangka panjang untuk menemukan pembunuh istrinya dan membalaskan dendamnya.

Memento, adalah sebuah film yang sutradarai oleh Christoper Nolan yang diangkat dari cerita pendek saudaranya Jonathan Nolan berjudul “Memento Mori”. Tidak salah jika Christoper Nolan mendapat nominasi Oscar untuk best screenplay di film nya ini. Dan memenangkan Best Director di Independent Spirit Award. Film ini sungguh luar biasa, berbeda dengan film-film yang lain, film ini bermain alur dengan sangat berani. Sangat menarik jika kamu adalah orang yang menyukai cerita misteri dan cerita detective. Mungkin pada film lain kita akan bertanya “apa yang akan terjadi selanjutnya?” tapi tidak pada film ini. Memento akan membuat pertanyaan kalian menjadi kebalikannya, “Apa yang terjadi sebelumnya?” itulah yang sejak awal tujuan Nolan, agar penonton mempertanyakan film nya dengan pertanyaan yang berbeda dan dia sukses membuat saya sebagai penonton mempertanyakan hal tersebut. Jujur saja, saat menonton film ini, saya sama sekali tidak bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi, alurnya pun sangat sulit untuk dimengerti jika tidak berkonsentrasi penuh untuk menonton film ini.

Memento juga mengajak penonton untuk berpikir lebih keras siapa sebenarnya penjahat dari film tersebut, apakah Natalie atau Teddy? Tapi pada akhirnya kitapun tahu bahwa Natalie dan Teddy sama-sama memanfaatkan penyakit yang diderita Leonard untuk kepentingan mereka sendiri.

Dari film ini, bisa ditemukan nilai hiburan didalamnya, yaitu menurut saya sendiri sulit untuk mengalihkan perhatian dari film tersebut, dimana di film ini begitu banyak kata-kata yang keren dan bahkan sering sekali saya ulangi pada bagian-bagian yang menurut saya menarik. Seperti pada saat Natalie mangatakan bahwa dia bisa mengatakan apapun yang dia mau dan Leonard akan segera melupakannya dan kembali menjadi teman. Selain itu, cerita yang seharusnya dapat dikatakan menyedihkan dikemas dengan begitu rapi sehingga fokus penonton adalah mencari tahu siapa penjahat dari film ini, bukan merasakan apa yang dirasakan Leonard tapi begitu akhir dari cerita, seakan Nolan menyihir penonton apa yang sebenarnya Leonard rasakan.

Nilai Artistik ? tentu saja, bahkan saat di awal cerita pun sudah menggambarkan nilai artistik dari film ini, saat dimana Leonard membunuh Teddy di awal cerita, kemudian Alur dari cerita yang maju mundur juga merupakan Nilai artistik di film ini. Bagaimana dengan nilai moralnya ? tentu saja ada, bahwa jangan pernah menyerah dengan hidup, kita bisa melakukan apa yang kita mau asal berusaha seperti Leonard yang ingin membalaskan dendamnya, walaupun dia mempunyai penyakit short-term memory lost, dia tidak menyerah dan menggunakan caranya sendiri untuk membalaskan dendamnya.

Sejak awal saya sudah terpukau akan film ini, dimana saya selalu mencoba untuk mengetahui secepatnya dan bahkan sempat terpikir oleh saya untuk segera ke bagian akhir tapi tidak saya lakukan karena entah kenapa saya merasa alur maju mundur dari film ini sangatlah menarik, dan semua scane telah disusun secara apik untuk menjelaskan apa yang terjadi. Menurut saya, bagian terkeren dari film ini adalah pada saat penonton dihadapkan dengan kenyataan bahwa : “Leonard doesn’t want the truth. He just makes up his own truth.” di menjelang "akhir-tapi-awal" film ini. Film ini sangat direkomendasikan bagi kamu-kamu pencinta film, apalagi penyuka cerita misteri dan case detective karena sepenjang cerita kalian akan selalu menebak dan mempertanyakan cerita tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline