Lihat ke Halaman Asli

Analisis Cerita Paraengan dan Lebonna Sama Romeo dan Juliet

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Paerengan & Lebonna

Pada suatu ketika di desa Bua di daerah Toraja, hiduplah seorang gadis nan cantik jelita, gadis tersebut merupakan gadis tercantik di desa tersebut bahkan tercantik di daerah Toraja pada masa tersebut karena dia memiliki kulit yang putih, hidung yang mancung dan rambut panjang yang tergerai dengan indahnya.

Banyak sekali pemuda dari seluruh daerah yang berlomba untuk memperebutkan hatinya, akan tetapi tidak ada satupun pemuda yang di tanggapi oleh Lebonna. Suatu hari saat dia sedang berjalan-jalan, dia bertemu dengan seorang pemuda yang gagah dan pemberani. Seorang ksatria yang bernama Massudilalong Paerengan dan biasa dipanggil Paerengan. Merekapun berkenalan, perkenalan mereka lama kelamaan menjadi lebih erat dan semakin mesra, bahkan mereka membuat janji untuk sehidup semati dan bila mati kelak dikuburkan di tempat yang sama. Hubungan mereka sudah tersebar luas di seluruh penjuru daerah Toraja yang sontak membuat para pemuda dan pemudi iri hati kepada mereka berdua.

Hubungan mereka semakin erat dari hari ke hari dan mereka mengharapkan dapat memiliki hubungan yang lebih serius daripada ini. Paraeng pun berencana untuk melamar Lebonna, akan tetapi terdengar kabar yang tidak diharapkan. Desa tetangga berencana menyerang desa mereka, dan Paraeng sebagai Ksatria yang terkenal pemberani itu ditugaskan oleh kepala desanya untuk menjadi pemimpin dari pasukan desa mereka dan menyerang duluan desa tetangga. Karena hal tersebut dia terpaksa mengundur niatnya untuk melamar Lebonna dan berjanji kepada Lebonna bahwa dia akan melamar Lebonna saat dia balik dari perang tersebut secepat mungkin. Lebonna hanya mengangguk mengiyakan perkataan Paraeng.

Keesokan harinya Paraeng dan pasukan berangkat untuk menyerang desa tetangga, sementara Lebonna menunggu Paraeng dengan menenun dan mencari kegiatan lainnya.

Dalam pertengahan peperangan, ada seseorang dari pasukan Paraeng yang kabur dan balik ke desa Bua, setelah sampai disana dia langsung mencari Lebonna dan mengarang cerita bahwa Paraeng telah mati saat peperangan. Awalnya Lebonna sama sekali tidak percaya karena dia masih merasa ikatan batin dengan Paraeng dan percaya bahwa Paraeng masih hidup, akan tetapi orang tersebut terlihat sangat berduka dan dari mimiknya terlihat keseriusan dari ceritanya.

Lebonna sangat terguncang mendengar cerita tersebut, dia mengurung diri di kamar dan tidak makan selama berhari-hari, sedangkan orang yang memberitahukan tentang Paraeng tersebut mencoba mendekati Lebonna dengan segala macam cara. Akan tetapi usahanya sia-sia karena Lebonna sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda dia melihat pria tersebut, yang ada di pikirannya untuk sekarang ini hanyalah Paraeng, Paraeng, dan Paraeng.

Suatu hari dia mengingat kembali janjinya dengan Paraeng dan diapun ingin melakukan apa yang telah dia janjikan dengan kekasihnya tersebut yaitu sehidup semati. Cara yang dia lakukan sangatlah tragis yaitu dengan cara bunuh diri. Keluarga Lebonna sangat berduka akan hal tersebut. Lebonna di kubur di dalam batu.

Beberapa hari kemudia Paraeng kembali dari peperangan dengan muka sumringah karena berhasil mengalahkan musuhnya. Saat itu yang ada dipikirannya hanyalah Lebonna, Lebonna, dan Lebonna. Akan tetapi yang ditemuinya tidaklah sama apa yang dia harapakan. Saat dia mengetahui apa yang telah terjadi dengan kekasihnya, sama seperti Lebonna sebelumnya, dia merasa sangat terguncang dan merasa bahwa sebagian dari hidupnya telah pergi jauh darinya. Diapun kembali kerumahnya dengan perasaan hancur. Berhari hari dia tidak makan dan tidak bertemu orang luar.

Paraeng memiliki sahabat bernama Dodeng. Dodeng memiliki pohon induk yang berdekatan dengan kuburan Lebonna. Suatu hari saat dia sedang berada di atas pohon induknya untuk memanen hasil dari pohon tersebut, samar-samar dia mendengar suara orang menangis, awalnya tidak dia hiraukan sama sekali, akan tetapi suara tangisan itu semakin besar dan seperti ada pesan dibalik tangisan tersebut. Dodeng pun sadar bahwa suara tangisan itu adalah suara Lebonna dan pesan tersebut ditunjukkan untuk Paraeng. Dengan terburu-buru diapun turun dari pohon dan lari terbirit birit ke rumahnya. Sempat terpikir olehnya untuk pergi ke tempat Paraeng dan memberitahukan hal ini. Akan tetapi tidak dia lakukan karena dia masih penasaran apakah benar apa yang dia dengar sebelumnya.

Keesokan harinya tepat pada pukul yang sama saat dia ke pohon itu sebelumnya, Dodeng pun mencoba bersikap seperti biasanya, dan dia pun mendengar kembali suara tangisan dan pesan yang disampaikan melalui tangisan tersebut, mendengar itu Dodeng segera berlari ketakutan bahkan dengan tidak sadar dia sudah berada di rumah sahabatnya Paraeng. Paraeng yang tak mengerti apa yang telah terjadi bertanya dengan tidak sabaran. Karena sudah tak tahan maka Dodeng pun menceritakan apa yang telah terjadi belakangan ini. Paraeng sedikit ragu mendengar cerita dari sahabatnya, dia pun meminta sahabatnya untuk menunjukkan buktinya.

Besoknya Paraengan pun pergi menemui Dodeng untuk menunjukkan bukti tersebut, mereka pergi ke pohon Induk tersebut, Dodeng dengan aktivitasnya sedangkan Paraengan bersembunyi di balik pohon tak jauh dari tempat Dodeng berada, tak lama kemudian dia dapat mendengar suara rintihan seperti apa yang Dodeng ceritakan, dan dengan sisa kekuatannya dia pun berlari menjauh dari kuburan Lebonna. Sesampainya di rumah dia tidak dapat lagi menahan air matanya, dia benar benar menyesal telah melalaikan janjinya kepada sang kekasih. Dia pun berencana untuk memenuhi janjnya dengan Lebonna.

Di pagi hari ia memanggil semua pasukan dan keluarganya untuk berkumpul besok dilapangan terbuka sambil membawa tombak dengan alasan ia akan mengadakan upacar merok (Upacara rambu tuka') yaitu upacara mentahbiskan rumah adat Toraja ''Tongkonan'' dengan menombak kerbau tapi Paerengan menginginka kerbau ditombak dilapangan terbuka . Keesokan harinya satu persatu pasukanya mulai datang ke lapangan.Begitu juga dengan keluarganya yang datang sambil membawa kerbau. Ketika semua pasukan telah datang ia lalu menyuruh pasukanya untuk menghadapkan mata tombaknya keatas. Pasukan lalu menurutinya karena dikiranya mereka akan menombak kerbau. Kemudian Paerengan naik ke pendopo yang kebetulan ada dilapangan. Semua orang yang ada disitu mengira Paerengan akan menyampaikan kata-kata sebelum kerbaunya ditombak tapi ternyata ia melompat kebawah ke arah pasukanya dimana ratusan mata tombak pasukanya sudah mengarah ke atas. Tubuh paerengan lalu mendarat tepat diatas mata tombak-tombak pasukanya dan seketika itu juga ia pun langsung tewas. Paerengan tewas secara mengenaskan dan telah memenuhi janjinya kepada Lebonna untuk sehidup semati selamanya. Semua orang yang hadir disitu kaget dan tak percaya Paerengan akan melakukan itu. Keluaraga Paerengan lalu histeris melihat kematian tragis Paerengan. Mereka lalu meminta pasukanya untuk membawanya pulang ke rumah.

Setelah itu jasad Paraengan di kubur, akan tetapi bukan di tempat di mana jasad Lebonna dikubur. Karena hal itu arwah Paraengan sering menampakkan dirinya. Dan banyak orang yang sering melihatnya dan melaporkan hal itu kepada keluargnya. Keluarganya sangat bingung dan bersedih akan hal itu. Dodeng pun yang satu satunya mengetahui semua kebenarannya menceritakan semua yang ia tahu kepada keluarganya. Mendengar itu keluarga Paraengan bertambah sedih, tapi tetap keluarganya memenuhi janji Paraengan dan Lebonna agar berada pada kuburan yang sama. Dan akhirnya Paraengan dan Lebonna bersatu kembali tanpa mengganggu orang-orang di sekitar mereka.

Romeo & Juliet

Pada suatu ketika, di daerah Italia sebuah keluarga yang bernama Capulets sedang merayakan ulang tahun anaknya Juliet yang ke-17. Selain merayakan ulang tahun putrinya, keluarga itu juga ingin mengenalkan Juliet kepada Valiant Paris, pemuda pilihan Orang tuanya. Keluarga Capulets mempunyai musuh abadi yaitu keluarga Mountage. Romeo, pemuda dari keluarga Mountage sedang putus cinta karena kekasihnya menikah dengan pria lain. Romeo yang secara tidak sengaja melewati puri kediaman Capulets sedikit tertarik untuk masuk dan melihat keramaian disana.

Saat berada di dalam, dia merasa sakit dihatinya lenyap dan digantikan oleh perasaan yang baru. Dia jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Juliet. Mereka berkenalan dengan cara yang membuat keduanya semakin jatuh hati. Sejak pertemuan itu Romeo dan Juliet menjadi pasangan kekasih dimana cinta mereka dirahasiakan dari kedua belah pihak keluarga mereka masing-masing hingga pada suatu hari terjadi peristiwa yang melibatkan Romeo dan salah satu keluarga keluarga Capulets yang menyebabkan kematian Mercutio, sahabat dari keluarga Mountage karena bertarung dengan Tybalt dari keluarga Capulets. Kematian sahabatnya membuat Romeo menjadi gelap mata dan balas membunuh Tybalt.

Karena hal itu, Romeo dihukum tidak boleh kembali ke Verona untuk selama-lamanya. Mendengar itu Juliet semakin bersedih hati. Selain itu, orang tua Juliet sudah tidak sabar untuk menikahkan putri mereka dengan Paris. Juliet dibuat pusing dan sangat sedih, dia pun meminta bantuan dari guru Romeo. Untuk menghindari pernikahan tersebut Juliet diberi ramuan mati suri selama 2 hari. Guru Romeo sendiri pun sudah memberi kabar kepada Romeo melalu surat, akan tetapi surat itu tidak pernah sampai ke Romeo.

Hingga pada saat Romeo dating kembali ke Verona dan menemukan kekasihnya meninggal, diapun sangat terguncang dan bunuh diri disamping kekasihnya. Tak lama kemudian Juliet pun terbangun, dan saat melihat Romeo sang kekasih meninggal di sampingnya, dia pun ikut menyusul Romeo sehingga mereka dapat bersama-sama kembali.

Analisis Kedua Cerita

Dari kedua cerita diatas, dapat dilihat beberapa kesamaan yang terdapat disana yaitu, sama sama ditokohkan oleh pasangan yang saling mencintai dan ingin selalu bersama hingga mati. Selain itu pasangan juga merupakan orang terpandang di daerah mereka masing masing. Pada kedua cerita juga sama sama terlihat bahwa tokoh cowok pergi keluar daerah kemudian kembali lagi dan menemukan pasangan mereka sudah meninggal. Akan tetapi pada cerita Paraengan dan Lebonna, Lebonna benar benar sudah meninggal sedangkan pada cerita Romeo Juliet, Juliet hanya mati suri yang ketika efek obatnya habis maka dia akan hidup kembali. Di kedua cerita juga dikatakan bahwa mereka mati di tempat yang sama, akan tetapi pada cerita Paraengan dan Lebonna, mereka dikuburkan di tempat yang sama dan Romeo dan Juliet mati di tempat yang sama. Satu lagi kesamaan pada kedua cerita tersebut adalah mereka sama sama bunuh diri agar bisa hidup bersama dengan pasangan mereka.

Selain dari persamaan persamaan diatas, kedua cerita tersebut juga memiliki perbedaan yang cukup menonjol seperti tempat atau daerah kedua cerita tersebut, Paraengan berada di Toraja, Indonesia sedangkan Romeo dan Juliet berasal dari Verona, Italia. Jika pada cerita Paraengan dan Lebonna diceritakan bahwa penyebab kematian mereka berawal dari seorang pasukan yang berkhianat dan mencoba merebut Lebonna, maka pada cerita Romeo dan Juliet awal dari cerita tragis mereka ialah karena kedua keluarga mereka yang sudah saling membenci dari generasi ke generasi.

Itulah sekilas persamaan dan perbedaan dari kedua cerita tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline