Lihat ke Halaman Asli

Erlinda Farah

Mahasiswa

Sejarah Singkat Perjuangan Cut Nyak Dien

Diperbarui: 10 Juni 2021   08:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah Singkat Perjuangan Cut Nyak Dien. | sumber gambar: sukita.info

Cut Nyak Dhien adalah pahlawan wanita Indonesia inspiratif dari Aceh yang lahir pada tahun 1848. Dia adalah anak dari keluarga bangsawan yang agamis. Pada tahun 1880 Cut Nyak Dhien menikah dengan Teuku Umar dan dikaruniai seorang anak bernama Cut Gambang.

Baca juga: Perjalanan Wisata Ziarah ke Makam Cut Nyak Dien di Sumedang

Cut Nyak Dhien dan Teuku Umar berjuang bersama melawan penjajah Belanda, namun pada tahun 1899 Teuku Umar gugur ditembak oleh pasukan Belanda, karena Belanda merasa dikhianati oleh Teuku Umar dengan berpura-pura memihak Belanda. 

Teuku Umar pada awalnya merahasiakan rencana nya untuk menjatuhkan belanda tetapi seiring berjalannya waktu akhirnya belanda mengetahuinya dan membunuhnya. Ketika ayahnya meninggal, Cut Gambang menangis dan ibunya (Cut Nyak Dhien) berkata ''sebagai perempuan Aceh tidak boleh menumpahkan air mata pada orang yang sudah syahid''

Namun Cut Nyak Dhien tidak berhenti berjuang meskipun Teuku Umar meninggal ia tetap melanjutkan perjuangan suami nya dengan berjuang sendiri memimpin perang di daerah pedalaman Meulaboh bersama dengan pasukannya. 

Baca juga: Cut Nyak Dien Pulang ke Nanggroe

Belanda selalu berusaha untuk menangkap Cut Nyak Dhien karena merasa bahwa Cut Nyak Dien sangat berpengaruh pada masyarakatnya dalam berperang, namun sayang Belanda seringkali gagal menangkapnya karena taktik yang dimilikinya.

Kemudian Cut Nyak Dhien di khianati oleh seorang yang sangat dipercayai nya yaitu Teuku Leabeh, dia menjadi mata-mata dan memberi tahu kepada belanda dimana Cut Nyak Dhien berada dan merencanakan untuk menangkapnya namun akhinya Cut Nyak Dhien mengetahuinya, akhirnya teuku leabeh bersama dengan pasukan belanda terbunuh.

Baca juga: Napak Tilas Perjalanan Cut Nyak Dien di Sumedang

Semakin menua kondisi kesehatan Cut Nyak Dhien semakin memprihatinkan, matanya yang sudah mulai rabu, dan hal ini membuat iba dan akhirnya salah satu anak buahnya yang bernama Pang Laot memberi tahu lokasi Cut Nyak Dhien kepada Belanda dengan syarat mereka harus merawat Cut Nyak Dhien dengan baik kemudian Belanda mengasingkan Cut Nyak Dhien di Sumedang dan ia pun meninggal disana pada tahun 1906.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline