Lihat ke Halaman Asli

Ketika Aa' Gym Dihadapanku

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Poligami, beristri dua, selama ini hanya jadi opini, wacana, dan tontonan. Aku tak menyadari jika, opini/ tontonan itu kini menjadi fakta terjadi di depan mata kepalaku sendiri, dan yang paling membuatku shock itu dialami oleh saudaraku sendiri. Persis dengan panggung kehidupan yang dialami aa’ Gym dan the ninih, Saudaraku dinikahi oleh seorang ustad.

Kaget, tak percaya, ada malu, tapi apa mau dikata semua sudah jadi bubur. Jauh dalam hatiku, penuh tanda tanya, marah, bingung, bagaimana aku harus menyikapi ini semua. Terlebih lagi saudaraku berperan sebagai istri yang kedua, janda ditinggal meninggal kaya raya, pintar, cantik, orang terpandang, berkarier bagus, T-O-P BGT pokoknya, jika dibandingkan dengan istri pertamanya yang notabenenya lulusan pesantren yang seringnya hanya sebagai ibu rumah tangga.

Aku sadar, aku tahu, keputusan yang diambil saudaraku buka keputusan yang sepele, ini sudah melalui pertimbangan yang matang. Sebenarnya keputusan itu, cukup disayangkan karena harus diam-diam tanpa sepengetahuan dari keluarga dua belah pihak, tapi mungkin itu yang terbaik.

Semua sudah terjadi, rasa tak percaya, tidak menerima, ingin marah, semua harus berubah menjadi pengikhlasan dan legowo. Aku sendiri cukup memahami akan pengambilan keputusan itu, saudaraku memang butuh seseorang yang bisa diajak kerjasama dalam segala hal termasuk untuk menunjang kariernya alias penggati almarhum, karena selama ini almarhum yang selalu menjadi orang di balik layar kariernya dan selalu memberi arahan dan bimbingan di tengah kariernya yang sedang di puncak.

Saudaraku, aku tahu betul bahwa aku tidak berhak berontak atas fakta yang sudah terjadi,aku cukup mengerti kondisi dan semua yang ada padamu meskipun tidak kau critakan. aku hanya bisa mendoakan semoga api yang telah kau nyalakan tidak membakarmu tapi menjadi penerang bagimu. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa poligami itu terpilih. Seorang ustad menikahi janda kaya raya hanya karena Alloh SWT, melindungi dari laki-laki yang tidak bertanggung jawab, menghindari fitnah masyarakat, serta meneladani perilaku Nabi Muhammad Saw.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline