Lihat ke Halaman Asli

Karakteristik Serta Potensi Permasalahan Pada Instrumen Derivatif: Futures, Forward, dan Option

Diperbarui: 24 Maret 2024   23:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Instrumen derifatif merupakan kontrak keuangan yang mengikat dua belah pihak atau lebih untuk melakukan penjualan atau pembelian asset atau komoditas tertentu pada harga dan waktu yang telah ditetapkan di awal kesepakatan. Dalam dunia keuangan yang tidak menentu, instrument derivative digunakan sebagai alat dalam menghadapi risiko yang akan menentukan keberhasilan jangka pendek perusahaan. Perusahaan multinasonal menggunakan instrument derivative untuk menghadapi risiko-risiko pasar yang kemungkinan terjadi pada waktu mendatang dengan melakukan lindung nilai suatu mata uang dengan instrument derivative.

Instrument derivative mencakup berbagai jenis, namun jenis utama dari instrument derivative ini antara lain: futures, forward, dan optiond. Beberapa kontrak derivative ini tentu memiliki karakteristik yang berbeda pula. Pada pembahasan kali ini, saya akan berfokus pada 3 jenis instrument derivative yaitu futueres, forward, dan option menjelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian dari 3 jenis instrument derifative tersebut.

Futures merupakan kontrak yang menetapkan dua pihak atau lebih untuk melakukan pertukaran suatu valuta dalam jumlah tertentu pada tanggal penyelesaian tertentu. Kontrak futures sebenarnya hamper mirip dengan kontrak forward, namun ada beberapa hal yang membedakannya. Perbedaan yang paling menonjol yaitu kontrak futures diperdagangkan melalui pialang, sementara kontrak forward diperdagangkan antara pihak yang berkaitan secara langsung.

Perbedaan karakteristik yang ada dari futures dan forward membuat perbedaan pada potensi permasalahan yang dimiliki keduanya. Pada kontrak futures yang dilakukan melalui pialang, potensi permasalahan yang dapat ditimbulkan yaitu jika adanya penjualan kontrak futures secara massif, maka aka nada penurunan harga yang dapat menyebabkan pemilik kontrak futures transaksi penjualan. Kemudian potensi permasalahan yang paling utama pada kontrak forward terletak pada likuiditasnya. Kontrak forward yang kontraknya disesuaikan dengan kesepakatan antar individu dan dilakukan secara langsung tanpa melalui perantara seperti lembaga kliring pada kontrak futures, memiliki risiko kredit yang lebih tinggi. Karena bisa saja salah satu pihak pemilik kontrak forward tidak menepati kesepakatan kontak (tidak melakukan/menyelesaikan transaksi pada tanggal jatuh tempo) yang akan membuat pihak lain dapat dirugikan.  

Option merupakan hak yang dimiliki untuk membeli suatu valuta dengan harga tertentu selama periode tertentu. Strategi option ini hampir sama dengan futures, bedanya pada option tidak mewajibkan pelakunya untuk membeli atau menjual suatu valuta, sementara pada kontrak futures pihak tersebut wajib melakukan pembelian/penjualan suatu valuta sesuai yang tertera pada kontrak.

Ilustrasi kerugian pada opsi untuk menjual vsuatu valuta: Meski pembeli opsi hanya memiliki hak (tidak wajib) untuk melakukan transaksi penjualan, namun masih ada potensi kerugian yang akan dihadapi pemilik opsi. Ketika opsi telah jatuh tempo,  namun ternyata harga swap valuta (hari ini) terus berada dibawah harga pembelian opsi, maka pemilik opsi akan menanggung selisih harga tersebut (meski hak opsi nya tidak digunakan).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline