Lihat ke Halaman Asli

Erlina Annisa

Mahasiswa

Timbulnya Gejala Depresi pada Anak Remaja Tingkat Akhir

Diperbarui: 1 Mei 2024   18:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : Kemenkes

World  Health  Organization(WHO) menyatakan bahwa banyaknya masalah kesehatan mental yang muncul terjadi pada awal remaja dan akhir masa remaja. Studi terbaru menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental, khususnya depresi, merupakan penyebab terbesar dari penyakit individu pada usia awal. Data ini juga menunjukkan bahwa depresi merupakan penyebab utama dari penyakit dan kecemasan yang dialami remaja.

Di beberapa tahun terakhir, hasil penelitian Mojtabai, yang menunjukkan prevalensi terjadinya depresi pada remaja dan dewasa meningkat di tahun-tahun terakhir ini, yaitu dari  8.7% di  tahun 2005  menjadi  11.3%  di tahun 2014 pada usia remaja, dan dari 8.8% menjadi   9.6% pada usia dewasa awal. Depresi pada remaja bukan sekedar perasaan stres ataupun sedih sebagaimana hal yang datang dan pergi begitu saja, melainkan merupakan sebuah kondisi yang serius yang dapat memengaruhi perilaku, emosi,dan cara berpikir para remaja tersebut. Berawal dari  kondisi  stres, yang jika tidak segera teratasi dapat masuk ke fase depresi.

Depresi adalah gangguan mental yang umumnya ditandai dengan perasaan stres yang berlebihan,kehilangan minat atau kesenangan, penurunan energi, perasaan bersalah atau rendah diri, sulit tidur atau nafsu makan berkurang, perasaan kelelahan dan kurang konsentrasi. Kondisi tersebut dapat menjadi kronis dan berulang-ulang, dan secara Kesehatan dapat mengganggu kemampuan individu dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.Di tingkat yang paling parah, depresi dapat menyebabkan seseorang bunuh diri. depresi pada remaja memang tidak terdiagnosis sejak awal dan baru terdiagnosis setelah mereka mengalami kesulitan serius di sekolah maupun pada saat menyesuaikan diri dengan teman sebayanya. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh beberapa respon gangguan sensitivitas yang tinggi sehingga mudah menjadi stres dan cenderung memiliki toleransi kesehatan fisik yang rendah. 

Oleh karena itulah masa remaja juga disebut masa Storm and Stress karena kondisi emosi mereka yang naik dan turun secara drastis, mudah bergolak dan sangat rentan terhadap konflik. Ada beberapa faktor yang dapat menimbulkan depresi, yaitu faktor genetik, biologi, lingkungan,dan faktor psikologis. Selain itu pada masa sekarang ini banyak remaja tingkat akhir,seperti mahasiswa yang sebagian besar masih sulit untuk mengendalikan tingkat kecemasan dan stres dalam dirinya,sehingga banyak terjadi kasus bunuh diri karena tidak kuat dengan beban yang di jalaninya.

Hal ini juga serupa terjadi pada anak sekolah tingkat menengah yang sering mengalami perundungan dan bullying,korban dari kasus tersebut akan merasa trauma dan tidak mempunyai kondisi mental yang baik,sehingga menghalalkan berbagi cara untuk menyakiti diri sendiri.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline