Lihat ke Halaman Asli

My Fave Book - Jingga by Marina - tentang perjalanan ke India

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  

Aku lagi suka banget baca buku Jingga yang ditulis sama Marina S. Kusumawardhani. Judul lengkapnya Jingga, Perjalanan ke India dan Thailand Mencari Surga di Bumi. Penerbitnya Gramedia.Aku rasa Marina bermaksud memberitahukan sesuatu yang sangat mendasar tentang kehidupan ini yang menurutku semuanya memang harus menyadari tentang ini.

 

Marina pergi ke India mau mencari seorang Guru, terinspirasi vokalis band kesukaannya, yang pergi ke India untuk mencari pencerahan spiritual. Dia sendiri ngga tahu pasti di mana harus mencari ‘sang guru’ dan kemudian akhirnya pertemuan dengan orang orang yang baru di kenal membawanya pergi ke Kashmir.

 

Lucunya Marina menemukan poster yang tertempel di pintu tempat kamarnya menginap tentang perjalanan wisata ‘Paradise on Earth” ke Kashmir. Jadi literally mencari surga di bumi, hehe.. Dan menurut Marina disana ternyata memang indah seperti di surga, padang bunga, gunung es seperti di latar film film India bagian yang joget joget. Mayoritas penduduknya Muslim. Ia tinggal bersama sebuah keluarga muslim disana beberapa hari. Ia merasakan ketegangan di wajah orang – orang Kashmir ini mungkin karena pertikaian yang berlarut larut. Tapi entah kenapa Marina merasakan ia mencari sesuatu yang lain. Ini bukan surga di bumi sebenarnya.

 

Hingga akhirnya di sana bertemu dengan seorang Holyman Dan Marina bertanya benarkah ada surga di bumi itu. Dan menurut sang Holyman, surga di bumi itu ada. Dimana? menurut sang holyman bukan masalah ‘dimana’ tapi ‘bagaimana’ agar ia dapat melihatnya. Lalu bagaimana? ‘Dengan lurus’ menurut Holyman. Tentu saja ‘jalan yang lurus’ seperti waktu itu pikir marina. Marina merasa belum bisa sepenuhnya  melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Tetapi menurut sang Holyman bukan mengenai benar atau salah. Benar atau salah hanya akan membebani pikiran. Kau tidak perlu menjadi benar atau salah. Kau hanya perlu menjadi murni. Murni? Kata sang holyman ” Seperti air ini. Tidak masalah apa yang sedang berenang renang didalamnya ’benar’ atau ’salah’. Kalau kau ingin melihat apa yang ada didasarnya ia hanya harus bening..” lalu bagaimana caranya menjadi bening? Tidak tahu, harus cari tahu sendiri kata sang Holyman.  Mulai menarik kan..

 

Kemudian Marina meninggalkan Kashmir tanpa tau mau kemana dengan bus yang seperti terbuat dari seng. Mengikuti intuisinya ia memutuskan berhenti di suatu tempat, Ladakh. Di tempat ini Marina menemukan kuil kuil Budha dan bertemu dengan John seorang turis pencari pencerahan spiritual juga.Daaan dalam pertemuan yang singkat ini, Marina merasakan jatuh cinta pada pemuda ini. Errr i like this part ehehe..

 

Marina merasa bingung ketika hendak meninggalkan Ladakh. Ia mulai merasa menyukai tempat ini. Tapi ia sudah terlanjur membeli tiket bis. Marina tidak dapat memutuskan. ’kenapa kita semua harus selalu bertemu dan berpisah?’ tanyanya. ” Mungkin untuk menunjukan pada kita semua bahwa ada tempat lain yang lebih abadi. Dan semua yang di muka bumi ini harus pergi suatu saat nanti” jawan john. ”Ikuti kata hatimu” kata john ” Hatiku tidak berkata apa apa” jawan Marina. Hahaha.. Tapi akhirnya Marina pergi juga.

 

Lalu sampailah Marina di Rishikes dan menemukan ashram disana ia bertemu dengan Davidji. Marina masih kepikiran John dan masih ingin kembali ke Ladakh. Inilah cuplikan dialog favorit saya.

 

Marina : ”Aku jatuh cinta pada seseorang yang hanya kutemui selama satu hari di sana. Aku tahu ini konyol dan aku tak tahu bagaimana bisa begitu, tapi itu terjadi begitu saja. Kurasa ada sesuatu yang berpendar dari dalam dirinya yang membuatku penasaran”

 

Davidji : ”Hidup akan selalu membawamu kedalam situasi yang serupa jatuh cinta lalu patah hati, jatuh cinta kehilangan, jatuh cinta lalu kehilangan lagi, begitu terus hingga akhirnya kau berkata cukup dan benar – benar terbangun.

 

Bahwa yang kau jatuh cintai sebetulnya bukanlah orang yang bersangkutan, tapi semacam keindahan yang ada di dalam orang orang itu. Semacam kesakralan yang ada dalam diri mereka.. yang sebetulnya lebih abadi dari mereka mereka yang selalu datang dan pergi itu. Kita sebetulnya jatuh cinta pada keindahan”

 

 

Dan Tuhan tidak hanya ada di dalam dirinya, tapi ada di balik dirimu juga. Disitulah malah tempat yang seharusnya ditemukan”

 

Marina : “Aku sebetulnya Ke India ini hanya untuk mencari surga di bumi”

 

Davidji : “Tapi surga di bumi itu ada dalam dirimu sendiri

 

Yang ingin kukatakan. Tuhan Keindahan yang kau cari di buku buku, gunung gunung, orang orang atau doa doa itu sebetulnya  ada didalam dirimu juga. Tentu saja karena Ia ada dimana – mana. Hanya di dalam dirimu sendirilah kau akan menemukanNya dengan sebenar – benarnya  karena yang diluar hanya akan datang dan pergi dari hidupmu.

 

Satu satunya tempat untuk bersatu kembali dengan apa pun atau siapa pun yang telah berpisah denganmu  adalah dalam dirimu sendiri bukan di Ladakh atau di manapun. Surga di bumi itu ada dalam dirimu sendiri”

 

Marina : “Bagaimana cara menemukan surga di dalam diriku?”

 

Davidji : ”Kenali dirimu maka  kau akan mengenal Tuhan. Bukankah itu perkataan nabimu sendiri.

 

Artinya kau harus menemukan Dia yang lebih dekat dari urat nadimu sendiri. Artinya kau harus melampaui dirimu sendiri.Sedikit lucu dan paradoks memang, tapi harus kau sadari. Bahwa penghalang antara dirimu dan Tuhan, antara dirimu dan surga dibumi atau apapun itu yang kau cintai adalah dirimu sendiri juga. Pokoknya berkontemplasilah  tentang dirimu sendiri, kau akan mengerti sendiri.”

 

Lagi lagi saran yang sama, siapakah aku?

 

Ceritanya sih masih panjang. Cuma ini bagian bagian favorit saya. Kalo mau baca lengkapnya beli  aja bukunya di toko buku terdekat :D

 

Kemudian satu lagi yang memukau saya.

 

”Jika setiap atom 99,999999 % ruang kosong, maka 99,999999 % dari semua yang kita lihat di depan kita sekarang ini sebetulnya hanya ruang kosong, padahal semuanya tampak begitu solid”

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline