Lihat ke Halaman Asli

Erlan Saputra

Mahasiswa Indonesia

Pendidikan Berbasis Daring Tidak Layak di Daerah Kami!

Diperbarui: 31 Maret 2020   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Getty Images/Ricky Prakoso via bbc.com

Mendikbud mengimbau kepada tenaga pendidik maupun pelajar agar sistem kegiatan belajar-mengajar (KBM) diterapkan di rumah masing-masing dengan menggunakan metode daring.

Hal itu tertuang dalam Surat Edaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan No. 36962/MPK.A/HK/2020 tentang pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). 

Dalam penerapan belajar-mengajar ini, guru-guru dan siswa bisa lewat video call, maupun foto dan menentukan ada korelasi memanfaatkan beragam fitur aplikasi yang tersedia, dengan menggunakan perangkat elektronik seperti gawai maupun perangkat lunak (komputer).

Berangkat dari tulisan di atas, tentu kita apresiasi langkah Nadiem, tetapi bagi pendidikan di daerah 3T yang jauh dari pusat perkotaan sangat belum siap mengaplikasikan metode tersebut. Dengan berbagai keluhan dari tenaga pendidik dan peserta didik soal sarana pendukung yang kurang maksimal penyediaannya.

Sepintas aktivitas belajar-mengajar dengan sistem daring (e-learning) boleh jadi solusi jitu saat ini guna memencilkan pandemi Covid-19. Akan tetapi, terdapat banyak hambatan-hambatannya.

Beberapa hari lalu, saya beranggar pikiran (diskusi) dengan guru di sekolah tempat saya dulu menempuh pendidikan dasar di Sulawesi Selatan. Tentang bagaimana menyikapi imbauan pemerintah soal pandemi ini dan penerapan kegiatan belajar-mengajar berbasis daring?

Dari hasil diskusi, ada beberapa hal yang krusial akan saya jelaskan.

Berbicara soal pendidikan di negara ini, tiada hentinya menuai perdebatan. Bahkan jauh sebelum pandemi Corona ada di Indonesia. Pendidikan di pusat-pusat kota itu belum bisa disamakan dengan kualitas pendidikan di daerah terpencil.

Kualitas fisik sekolah-sekolah di daerah tertinggal, sarana prasarananya sangat menggodot hati. Apalagi menyoal belajar-mengajar metode daring atau penerapan pembelajaran jarak jauh.

Pertama, perkara kapasitas jaringan internet yang sangat minim dijangkau. Perlu diketahui, tidak semua titik daerah itu mempunyai akses jaringan internet. Hal ini, bukan masalah baru bila ingin dijelaskan lebih jauh.

Tidak bisa dipungkiri, di era industri 4.0 ini seperti teknologi, informasi, dan komunikasi berpengaruh signifikan untuk menopang keperluan pendidikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline