Lihat ke Halaman Asli

Erlangga Wijaya

Penulis muda yang aktif di media sosial

Joker dan Pentingnya Pendidikan untuk Kesehatan Mental

Diperbarui: 14 Oktober 2019   12:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komedian  Arthur Fleck yang berubah menjadi Joker (Foto: warner bros)

JAKARTA - Sejak tayang pertamakali pada Rabu  (02/10/2019) di bioskop Indonesia, film Joker laris manis diterima masyarakat. Penonton begitu terpukau dengan alur cerita serta akting tokoh utama (Joker) yang diperankan oleh aktor papan atas Joaquin Rafael Phoenix. Besarnya antusias publik atas film Joker ini, juga berdampak pada kesadaran publik tentang pentingnya kesehatan mental.

Sebagaimana diceritakan dalam plot film tersebut, karakter komedian Arthur Fleck yang 'gagal' dalam kehidupan sosialnya berubah menjadi jahat serta dalang kriminal.  Hal ini disebabkan oleh kondisi di mana ia tersakiti, terisolasi dan diabaikan oleh masyarakat. Kondisi-kondisi ini kemudian menyebabkan mental Arthur Fleck terganggu yang kemudian membuatnya sering tertawa secara berlebihan.

Seperti yang dilansir dari People, salah satu penyakit yang menyebabkan Fleck tertawa tak terkendali diwaktu yang tidak tepat adalah gangguan yang disebut Pseudobulbar Affect atau PBA.  Pseudobulbar Affect (PBA) merupakan istilah untuk penyakit mental terkait gangguan emosi. Pseudobulbar Affect (PBA) ialah kondisi ketika seseorang tiba-tiba tertawa atau menangis yang tidak normal tanpa dipicu oleh sebab apapun. PBA disebut juga sebagai Pathological Laughter and Crying (PLC).

Namun, dampak dari PBA tidak selamanya bertentangan (kontras) dengan suasana hati pengidapnya. Misalnya, pengidap PBA yang hatinya sedang sedih tidak selalu harus tertawa. Banyak juga pengidap PBA yang mengeluarkan ekspresi yang sesuai dengan suasana hatinya. Namun, ekspresi itu terlihat sangat berlebihan (hiperbolis) dari kebanyakan orang yang mengalami hal serupa.

Seorang yang memiliki PBA akan mengalami emosi secara normal, terkadang akan mengekspresikannya dengan berlebihan, tanpa sebab, dan pada waktu yang tidak seharusnya. Jadi bisa dibayangkan betapa berbahanyanya seseorang yang terkena penyakit mental seperti yang diidap olehJoker. Dimana dalam susasana yang harusnya berkabung ataupun sedih, kemudian ada seseorang yang tiba-tiba tertawa secara berlebihan. Atau dalam suasana yang seharusnya bahagia, ada orang yang begitu sangat bersedih.  

Sebenarnya, penyakit mental tidak hanya masalah Pseudobulbar Affect (PBA). Di samping PBA, masih banyak lagi macam-macam penyait mental.

Dilansir dari webmd[dot]com,  setidaknya ada 5 jenis gangguan mental yang bisa dialami oleh seseorang.

  • Anxiety Disorders

Ganguan mental Anxiety Disorders adalah Susana di mana seseorang mengalami  kecemasan yang begitu kuat saat merespons suatu situasi. Seringnya penderita mengalami rasa ketakutan yang cukup hebat disertai dengan perubahan tanda fisik, antara lain detak jantung yang semakin cepat dan berkeringat.

  • Eating Disorders

Eating Disorders atau yang biasnya disebut dengan gangguan makan ini melibatkan emosi, sikap dan perilaku ekstrem yang memengaruhi berat badan dan makanan si penderita. Para pengidap ganggan mental ini selalu merasa kelaparan dimanapun dan kapanpun atau bisa juga tidak memiliki selera makan sama sekali.

  • Psychotic Disorders.

Dua gejala paling umum dari gangguan Psychotic Disorders ini adalah penderita sering berhalusinasi terhadap suatu gambaran atau suara yang tidak nyata.

  • Impulse Control and Addition Disorders (ICAD)
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline