Limbah sampah perumahan dapat menjadi gangguan maupun polusi udara bagi lingkungan sekitar, meskipun telah diletakkan di tempat pembuangan sampah. Hal tersebut diakibatkan terjadinya pembusukan pada sampah-sampah basah yang berupa makanan maupun buah dan sayuran. Namun berbeda halnya ketika sampah pembusukan tersebut diolah.
Mba Irma yang ia lakukan ialah memungut sampah selalu memilah sampah- sampah yang akan ia bawa setiap 3 kali dalam seminggu. Hal tersebut dikarenakan ia memanfaatkan limbah-limbah buah serta bekicot sebagai bahan pangan tambahan untuk ternak unggas dan limbah sisa makanan dan sayuran ia gunakan sebagai pengganti pupuk (11/01/2023).
"saya sudah puluhan tahun mengais sampah jadinya terbiasa dengan baunya. Saya mengais buah-buah yang masih bisa dijadikan pakan ternak sama bekicot. Kalau untuk sisa makanan dan sayuran saya jadiin pupuk aja" Ucapnya.
Hal tersebut ia lakukan dengan cara memilah linbah-limbah basah yang ada di bak sampah tersebut. Limbah buah ia jadikan satu dengan bekicot yang ada di bak sampah tersebut sebagai tambahan pangan. Sedangkan limbah makanan sisa dan sayuran ia jadikan satu sebagai pupuk tanaman.
Ia mengaku bahwa ia memiliki ternak bebek di belakang rumahnya serta beberapa tanaman cabe dan tomat yang ada di pekarangan rumah. Sehingga menurutnya hal tersebut dapat mengurangi biaya pakan ternak unggasnya juga menghemat biaya pengeluaran pupuk tanamannya.
"kan lumayan penghematan biaya pakan dan pupuk kan ada juga manfaatnya bagi lingkungan sekitar tps ini. Bau busuknya kan berkurang jadi masyarakat engga enggan lagi buat buang sampah" pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H