Lihat ke Halaman Asli

Program Pembagian Tanaman Kelor untuk Mpasi Guna Menurunkan Angka Stunting di Desa Candi

Diperbarui: 28 Februari 2023   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Candi, Tegalrejo, Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul. menurut data menempati angka stunting yang cukup tinggi dengan jumlah 28,26%. Berdasarkan data tersebut, Universitas Ahmad Dahlan dengan program penanggulangan stunting melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler 103 Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta Unit I.A.2. Program PkM yang dilakukan berfokus kepada optimalisasi aspek kesehatan lingkungan untuk memenuhi kecukupan gizi dan peningkatan daya tahuan tubuh, sedangkan program KKN mengawal dan mendapingi masyarakat langsung selama satu bulan di lokasi.

PKM dosen bersama mahasiswa  memilih kegiatan untuk mencegah stunting dengan mengangkat tema "Kelor Sebagai Makanan Fungsional Pencegah Stunting". Ketua Unit 1.A.2 Zulfanurrahman Nugrahardi menyatakan bahwa tema tersebut diwujudkan dengan kegiatan pelatihan penanaman pohon kelor yang nantinya daun kelor dapat diolah menjadi MPASI. Surahma Asti Mulasari, dosen FKM UAD, sebagai dosen pengusung PKM, menyatakan bahwa MPASI yang cukup gizi merupakan salah satu cara mencegah stunting. MPASI adalah makanan pelengkap gizi sebagai penompang pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Pengabdian kepada masyarakat oleh dosen dan mahasiswa KKN Unit I.A.2 dilaksanakan pada hari minggu (19 Februari 2023) di Desa Candi, Tegalrejo, Gedangsari, Kabupaten Gunung Kidul. Kegiatan ini meliputi penyuluhan mengenai manfaat daun kelor dan memberikan pelatihan penanaman pohon kelor yang diikuti oleh ibu-ibu PKK. Pada hari Senin (13 Februari 2023) mahasiswa KKN melakukan kegiatan pembuatan MPASI yaitu "bubur ayam dengan daun kelor". Kegiatan dikoordinasikan oleh dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat yaitu Dr. Surahma Asti Mulasari, S.Si., M. Kes dan dikawal keberhasilnnya oleh mahasiswa KKN Unit 1.A.2.

Program pengabdian masyarakat yang dilakukan  oleh dosen dan mahasiswa  KKN unit I.A.2 ini diharapkan dapat membuat masyarakat desa Candi terutama pada ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang mempunyai balita memahami manfaat atau kandungan dalam daun kelor serta meningkatkan kesadaran pentingnya menyiapkan MPASI. 

Daun kelor mengandung 7 kali lebih banyak vitamin C daripada jeruk, 10 kali lebih banyak vitamin A dari pada wortel, 17 kali lebih banyak kalsium daripada susu, 9 kali lebih banyak protein daripada yoghurt, 15 kali lebih banyak pisang kaliumthan dan 25 kali lebih banyak zat besi daripada bayam. Selain itu daun kelor dapat digunakan sebagai anti-inflamasi, antioksidan, pelindung jaringan, analgesik, dll.

whatsapp-image-2023-02-20-at-09-26-33-63fe07b3062a5822434ae7b2.jpeg

 

20230219-162435-63fe0849062a585b411400c2.jpg

Ibu Lanjar selaku kader PKK dusun Candi meyampaikan "Saya setuju dengan adanya pencegahan stunting dari memeanfaatkan daun kelor. Karena memang daun kelor sendiri banyak manfaatnya salah satunya kaya akan gizi, bahkan kandungan vitamin dan mineralnya lebih tinggi dari pada sayur yang lain. Semoga dengan memanfaatkan daun kelor ini bisa menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menurunkan angka stunting di desa candi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline