Lihat ke Halaman Asli

Does a Paradigm Shift in Education Spur the Nations Progress?

Diperbarui: 8 Oktober 2024   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan: Inti Kemajuan Suatu Bangsa

Pendidikan merupakan fondasi utama kemajuan suatu bangsa. Cara penyelenggaraan pendidikan memengaruhi kualitas sumber daya manusia serta kemajuan sosial dan ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah menyaksikan perubahan signifikan dalam sistem pendidikan, mulai dari hubungan antara guru dan siswa hingga metode pengajaran yang digunakan. Namun, apakah perubahan ini sepenuhnya positif? Mari kita uraikan secara mendalam.

Perubahan Paradigma dalam Pendidikan

Pada zaman dahulu, sistem pendidikan masih tradisional dan kaku. Siswa yang membawa ponsel pintar ke sekolah sering kali mendapat sanksi, dan selama proses pembelajaran, interaksi dengan teknologi sangat dibatasi. Hal ini mencerminkan upaya untuk menjaga suasana belajar yang kondusif dan mengurangi gangguan. Guru berperan sebagai otoritas yang menjaga integritas proses belajar mengajar.

Namun, di era saat ini, paradigma pendidikan telah berubah drastis. Banyak sekolah telah mulai mengintegrasikan teknologi ke dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan akses siswa terhadap informasi dan keterampilan teknologi. Meskipun hal ini memiliki banyak manfaat, penting bagi sekolah untuk menetapkan aturan yang jelas agar penggunaan gadget tetap terkendali dan tidak mengganggu fokus siswa dalam belajar. Misalnya, live streaming di kelas dapat menjadi gangguan jika siswa lebih tertarik pada interaksi sosial daripada materi pelajaran.

Hubungan Guru-Siswa: Dari Otoritas Menjadi Teman

Di masa lalu, guru dihormati sebagai figur berwibawa dan simbol intelektualitas. Hubungan antara guru dan siswa cukup renggang; siswa menunjukkan rasa hormat kepada guru, sementara guru peduli terhadap perkembangan siswa. Sistem ini mendukung transmisi pengetahuan yang efektif serta pembentukan karakter yang kuat.

Seperti yang telah diungkapkan dalam penelitian SMKMUBerBah tentang guru sebagai otoritas vs fasilitator yang mendorong siswa untuk berpikir kritis, berkolaborasi dan menemukan pengetahuan sendiri.

Namun, kini pandangan masyarakat terhadap guru telah berubah. Banyak siswa kini memandang guru sebagai teman sebaya, bukan sosok yang patut dihormati. Interaksi antara siswa dan guru sering kali kurang formal; banyak siswa menggunakan bahasa yang tidak sopan saat berbicara dengan guru mereka. Fenomena ini mencerminkan menurunnya rasa hormat terhadap otoritas pendidikan.

Kurangnya Integritas dalam Metode Pengajaran Modern

Selain perubahan dalam hubungan antara guru dan siswa, metode pengajaran juga mengalami perubahan drastis. Teknologi digital dan media sosial kini menjadi alat utama dalam proses belajar mengajar. Meskipun teknologi dapat membuat materi lebih interaktif dan menarik, namun tidak selalu efektif dalam menyampaikan pengetahuan yang substansial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline