Di sebuah pedesaan yang berada di ujung perbatasan antara Kabupaten Bogor dengan Tangerang, lahirlah seorang anak bernama Nala. Ia merupakan anak remaja yang baru memasuki sekolah menengah pertama yang berjarak 3 kilometer dari rumahnya. Salah satu Sekolah Negeri impian Nala sejak kecil.
Pada tahun pertama masuk, Nala bisa dibilang masih pemalu dalam segalanya, mulai dari berkenalan dengan anak-anak lain maupun bertanya dengan Guru. Nala masuk kelas 7.4 yang berada paling ujung dari pintu masuk sekolah, di kelas ini Nala masih belum mempunyai teman dekat karena sifat pemalunya itu.
Di tahun kedua setiap kelas bergilir, lalu Nala mendapatkan kelas 8.5. Nala mulai memberanikan diri dan sudah saling berbaur dengan teman lain, bahkan di kelas ini Nala mempunyai geng kelas karena saking kompak dan kekeluargaannya.
Nala mulai mengikuti organisasi sekolah dan ikut kegiatan ekstrakurikuler salah satunya yaitu bulu tangkis, karena sejak kecil ia menyukai olahraga tersebut.
Di Hari terakhir setelah ujian, sekolah mengadakan acara class meeting, kegiatan ekstrakurikuler berupa pertemuan siswa antar kelas dalam bentuk perlombaan atau pertandingan yang dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya di akhir semester.
Lalu salah satu temannya menunjuk Nala untuk menjadi perwakilan lomba bulu tangkis.
"Nala! Kamu kan mahir dalam bermain bulu tangkis, apakah kamu bisa jadi perwakilan kelas kita?". Salah satu temannya bertanya kepada Nala.
Tanpa berpikir panjang Nala pun menjawab.
" Ya, tentu aku akan mengikuti perlombaan tersebut dan menjadi perwakilan untuk kelas kita".
Pada akhirnya perlombaan pun dimenangkan oleh Nala.
Terakhir di tahun ketiga, Nala mendapatkan kelas 9.3, yang dimana kelas ini diisi oleh para siswa yang berambisi dalam belajar. Ia khawatir akan tertinggal oleh temannya, tetapi hal tersebut bisa diatasi dengan lebih banyak belajar.