Lihat ke Halaman Asli

ERISA ELVADA

Mahasiswa

Desain Pembelajaran Geospasial Blue Carbon: Langkah Baru dalam Meningkatkan Literasi Global dengan Pendekatan Geokapabilitas Mahasiswa Geografi

Diperbarui: 24 Agustus 2024   11:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam upaya mengintegrasikan isu-isu global di dalam dunia pendidikan tinggi, Program Studi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang (UM) mengembangkan program pengembangan desain pembelajaran berbasis riset geospasial dengan fokus Blue Carbon. Program yang dilaksanakan ini memiliki tujuan untuk membangun literasi global pada mahasiswa melalui pendekatan geokapabilitas, sebuah metode yang menekankan pada kemampuan berpikir geografis dan pemahaman terhadap lingkungan secara komperhensif. Blue Carbon merujuk pada karbon yang tersimpan oleh ekosistem laut dan pesisir. Contohnya seperti hutan mangrove, padang lamun, dan rawa pasang surut. Hal ini menjadi perhatian global, karena menjadi peran penting dalam mitigasi perubahan iklim. Dalam konteks ini desain dari pembelajaran yang dikembangkan tidak hanya berfokus pada aspek teknis dari geospasial saja, tetapi juga pada penguatan pemahaman dari mahasiswa mengenai pentingnya ekosistem Blue Carbon bagi keberlanjutan lingkungan.

Literasi Global telah menjadi tantangan pembelajaran abad 21 di lingkungan perguruan tinggi maupun sekolah menengah atas. Saat ini literasi global sangat diperlukan bagi mahasiswa, karena literasi global menjadi aspek penting dalam pengembangan diri dan intelektual mahasiswa. Literasi global memungkinkan mahasiswa untuk memahami hubungan kekuasaan yang kompleks dalam konteks global, termasuk isu-isu sosial, politik, ekonomi, dan lingkungan. Kemampuan membaca dan menafsirkan beragam sumber dari seluruh dunia memungkinkan mahasiswa untuk mengembangkan perspektif yang canggih dan berkontribusi dalam memecahkan masalah global.

Blue Carbon menjadi salah satu isu lingkungan yang memiliki dampak luas terhadap perubahan iklim global. Terjadinya perubahan iklim akan menyebabkan berbagai dampak negative bagi kehidupan global. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dengan judul Pengembangan Desain Pembelajaran Berbasis Riset Geospatial Blue Carbon Untuk membangun Literasi Global Mahasiswa Geografi. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan desain pembelajaran menggunakan teknologi geospasial sebagai dasar dalam membangun literasi global dengan isu blue Carbon.

Pendekatan Geokapabilitas dalam Pembelajaran

Pendekatan geokapabilitas yang diterapkan dalam program yang akan dijalankan ini, mengajak mahasiswa untuk berpikir lebih kritis tentang peran mereka sebagai warga global. Dengan memahami dinamika geospasial Blue Carbon, mahasiswa akan diajak untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan penelitian yang relevan dengan tantangan lingkungan global. Program ini nantinya tidak hanya akan memperkaya pengetahuan akademis, tetapi juga membentuk karakter dan tanggungjawab sosial sebagai individu yang peduli terhadap kelestarian lingkungan. "Pendekatan dalam program ini akan membuat mahasiswa dapat lebih memahami hubungan atara ilmu geografi dan isu-isu global, serta dapat ambil bagian dalam upaya pelestarian ekosistem penting seperti Blue Carbon" ujar Dr. Purwanto, S.Pd, M.Si, salah satu pengembang program ini.

Riset ini menghasilkan produk yaitu bahan ajar digital dalam bentuk GeoAPP. Produk geoApp dapat ditawarkan sebagai bahan ajar yang secara terstruktur bertujuan membangun literasi global melalui membuat, membaca, menganalisis, menginterpretasi data geospasial dan mengaikan dengan isu global lainnya yang saling terintegrasi satu dengan lainnya. Pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran geografi bahwa "Geografi menjadi lebih menarik dan bermakna bagi peserta didik ketika mereka secara langsung terlibat dalam berpikir dan tidak hanya menemukan jawaban yang telah dihasilkan orang lain. Secara inheren lebih menarik untuk menganalisis situasi, menilai opsi, memecahkan masalah dan mencapai kesimpulan". Sejalan dengan pendapat tersebut untuk menjawab tantangan pembelajaran geografi abad 21, di perlukan keterlibatan langsung mahasiswa dalam mempraktekan jenis pemikiran.

Tuntutan kurikulum merdeka disekolah yang mengedepankan banyak keterampilan yang dapat dikuasai calon guru yaitu mahasiswa. Artinya mahasiswa penting memiliki kecakapan yaitu literasi global. Fakta menunjukkan bahwa literasi global secara khusus belu dikuasai dengan baik, hal ini dapat dilihat dari rendahkan kemampuan berpikir kritis. Literasi global sangat erat kaitannya dengan kemampuan mengembangkan pertanyaan ataupun dalam menjawab pertanyaan serta membuat hubungan antar kejadian/fenomena terhadap aspek lain. Pembelajaran berbasis riset geospasial mengakomodasi peserta didik mengembangkan dan menjawab pertanyaan sekaligus membuat rangkaian hubungan yang teirntegrasi. Rendahnya literasi global yang dikuasai mahasiswa calon guru disebabkan kurang terlatihnya mahasiswa menggunakan data untuk menyelesaikan maupun memecahkan masalah. Buku teks, berita, artikel, vidio adalah media yang sering digunakan, meskipun kadang tidak optimal. Oleh sebab itu perlu dikembangkan konten dan instrumen pembelajaran yang terukur dan mengukur literasi global dengan mengangkan isu lokal yang berdampak global ataupun isu global yang dapat mepengaruhi kondisi lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline