Lihat ke Halaman Asli

erisman yahya

Menulislah, maka kamu ada...

Jangan Terlalu Cinta, Bro!

Diperbarui: 12 Januari 2018   11:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: WordPress.com

Ada pameo: orang kalau sedang jatuh cinta (fall in love) semua terasa indah. Hatinya berbunga-bunga. Bahkan (maaf) taikayam pun disangka coklat. Pokoke indah. Nikmat semua. Tapi dengan berjalannya waktu, satu per satu mulai kelihatan bobroknya. Mulai terasa kekurangannya. Cinta yang tadinya menggebu-gebu bisa saja berubah menjadi kebencian yang sangat mendalam.

Fenomena yang hampir sama acap terjadi di musim Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara Langsung. Para pendukung atau disebut Tim Sukses sangat mengelu-elukan pasangan calon (paslon) yang didukungnya. Semua terkait sang paslon dinilai positif. Tak ada catat. Tak ada kekurangan. Hebat pokoknya.

Tim Sukses kadang bahkan siap berantem dengan Tim Sukses lawan demi membela paslon yang dipuja-puja. Tak usahkan orang lain, kadang antara suami dan istri atau anak dan bapak pun siap adu jotos demi membela paslon pujaan hati.

Tapi apa hendak dikata, begitu paslon kesayangan terpilih dan mulai berkuasa, kadang harapan yang begitu besar ternyata sangat jauh dari kenyataan. 

Tak usahkan bisa bertemu, kadang nak menelpon pun sudah tak bisa. Birokrasinya sudah sangat ketat. Akhirnya, cinta dan harapan yang begitu besar, tiba-tiba berubah menjadi kebencian yang begitu mendalam.

Dulu, di saat menjadi Tim Sukses, kemana-mana bicara tentang kebaikan paslon yang didukung. Tapi kini setelah terpilih, kemana-mana menyebar kebencian. Bicara tentang betapa bodoh dirinya dulu mendukung si anu, yang ternyata tak bisa berbuat apa-apa. Sangat jauh dari yang diharapkan!

Fenomena seperti ini, sesungguhnya sudah terjadi sejak dulu, walau mungkin dalam bentuk dan wujud yang berbeda. Tapi sesungguhnya substansinya sama saja. Itulah sebabnya, Islam sebagai agama yang sempurna, sudah memberikan ajaran terbaik bagi manusia agar mengambil sikap yang digariskan Allah SWT dan Rasul-Nya.

Ribuan tahun yang lalu, Nabi Muhammad SAW dalam salah satu hadits dari Abu Hurairah RA yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, mengajari kita bagaimana sebaiknya dalam mengambil sikap. 

Beliau berpesan: "Cintailah seseorang itu sewajarnya saja, karena boleh jadi suatu saat orang yang engkau cintai itu menjadi orang yang engkau benci. Begitu pun sebaliknya, benci terhadap seseorang itu sewajarnya saja, karena boleh jadi suatu saat orang yang engkau benci itu akan menjadi orang yang engkau cintai (HR: Tirmidzi)".

Makna hadits ini juga sejalan dengan firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 216: "...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

Semoga di masa-masa Pilkada ini, kita termasuk orang-orang yang selalu dalam bimbingan dan petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya. Amien...Wallahu'alam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline