Lihat ke Halaman Asli

Erinna Ratna

mahasiswa Uin Jakarta

Hubungan Shalat dan Akhlak dalam Islam

Diperbarui: 1 Desember 2023   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hubungan Shalat dan Akhlak dalam Islam

Shalat (sembahyang) merupakan salah satu ibadah utama dalam agama Islam. Selain sebagai kewajiban, shalat juga memiliki hubungan yang erat dengan akhlak atau perilaku sehari-hari seorang Muslim.

Dalam ajaran Islam, shalat adalah sarana untuk berkomunikasi langsung dengan Allah SWT. Ibadah ini tidak hanya melibatkan gerakan fisik, tetapi juga melibatkan pikiran, hati, dan jiwa. Shalat yang dilakukan dengan khusyu' dan penuh kesadaran akan membantu memperbaiki akhlak seseorang.

Salah satu aspek penting dalam hubungan shalat dan akhlak adalah kesabaran. Ketika seseorang menjalankan shalat secara rutin, dia akan belajar untuk bersabar dalam menghadapi cobaan dan ujian hidup. Shalat mengajarkan untuk mengendalikan emosi dan menjaga ketenangan hati dalam segala situasi.

Selain itu, shalat juga mengajarkan rasa syukur kepada Allah SWT. Di dalam shalat, seorang Muslim mengungkapkan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan-Nya. Hal ini membantu mengembangkan sikap rendah hati dan menghindari sifat sombong.

Dalam shalat, terdapat pula aspek keadilan. Seseorang yang melaksanakan shalat akan diajarkan untuk menghargai hak-hak orang lain dan berlaku adil dalam segala hal. Shalat juga mengajarkan tentang keikhlasan dalam berbuat baik tanpa mengharapkan imbalan dari manusia.

Selain itu, shalat juga mengajarkan tentang pengendalian diri. Ketika seseorang melakukan shalat, dia harus mampu mengendalikan hawa nafsunya, termasuk hawa nafsu yang buruk. Hal ini membantu dalam menjaga diri dari perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan meningkatkan akhlak yang baik.

Akhir kata, hubungan antara shalat dan akhlak dalam Islam sangatlah erat. Shalat bukan hanya sekadar kewajiban ritual, tetapi merupakan sarana untuk membentuk akhlak yang baik. Dengan menjalankan shalat dengan ikhlas dan khusyu', seorang Muslim dapat meningkatkan akhlaknya dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. 

اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Artinya: "Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Ayat ini mengandung makna bahwa shalat memiliki peran dalam mencegah perbuatan keji dan mungkar. Dalam ayat ini, Allah SWT mengibaratkan orang-orang kafir sebagai laba-laba yang sedang membangun rumah yang lemah. Ayat ini juga menjelaskan bahwa shalat dapat mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Shalat juga dianggap sebagai bentuk mengingat Allah yang lebih besar daripada ibadah-ibadah lainnya. Dalam ayat ini, Allah SWT memerintahkan umat manusia untuk membaca apa yang telah diwahyukan kepada mereka, yaitu Al-Quran, dan mendirikan shalat. Shalat memiliki keutamaan yang besar dan dapat membentuk akhlak yang baik serta mencegah dari perbuatan-perbuatan buruk. Oleh karena itu, surat Al-Ankabut ayat 45 mengandung pesan penting tentang hubungan antara shalat dan akhlak dalam Islam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline