Lihat ke Halaman Asli

Erin Hera

Mahasiswa

Nilai Tukar Melemah, Mampukah Indonesia Bertahan dalam Perang Dagang Dunia?

Diperbarui: 7 Juli 2024   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: maxmanroe.com

Naik turunnya nilai tukar Rupiah bukan  hal baru bagi kondisi keuangan negara kita. Melemahnya nilai Rupiah menimbulkan kekhawatiran di berbagai sektor, karena dapat berdampak pada stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat. Kondisi perekonomi suatu negara juga menjadi salah satu penyebab penting.

Pada pertengahan Bulan April 2024, nilai tukar rupiah melemah atas dolar AS, mencapai Rp 16.250. Pelemahan ini merupakan penurunan terburuk sejak juli 2020, ketika pandemi COVID-19 melanda.

Di balik melemahnya nilai Rupiah, terdapat berbagai faktor penyebab melemahnya nilai tukar rupiah baik yang berasal dari luar negeri (eksternal) maupun yang berasal dari dalam negeri (internal). Di kawasan global kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menjadi salah satu faktor utama. Lembaga Moneter Internasional (IMF) menyebut kebijakan moneter sentral AS menjadi penyebab dolar terus menguat.

 Fluktuasi nilai rupiah memberikan dampak positif dan negatif terhadap perekonomian di Indonesia. Di satu sisi, melemahnya nilai rupiah dapat membuat ekspor menjadi lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, di sisi lain dapat meningkatkan inflasi, membuat import lebih mahal, dan melemahkan daya beli masyarakat.

Menanggapai situasi ini, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter mempunyai peran penting dalam menstabilkan nilai tukar rupiah. Terutama dalam menghadapai  rupiah. Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah strategis untuk menangani pelemahan nilai tukar rupiah seperti peningkatan investasi, promosi produk dalam negeri, dan mengurangi ketergantungan ekspor.

Nilai tukar atau kurs (exchange rate) adalah perbandingan harga atau nilai dari mata uang suatu negara yang diukur dengan mata uang negara lain. naiknya suatu nilai tukar diartikan apresiasi dan jika nilai tukar mengalami penurunan di sebut depresiasi. Jika nilai Rupiah terapresiasi, berarti mata uang tersebut menguat karena mampu membeli lebih banyak uang asing atau dolar AS. Begitu pula ketika suatu mata uang terdepresiasi, maka dikatakan mata uang tersebut melemah.

Diketahui pada pertengahan bulan April 2024, nilai tukar Rupiah melemah menembus level terendah sekitar Rp 16.200 per dolar AS. Kondisi ini tentunya memberikan kekhawatiran bagi pasar keuangan. melemahnya nilai Rupiah tidak lepas  dari kondisi perekonomi yang terjadi di luar Indonesia.

Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor penyebab melemahnya nilai tukar rupiah baik yang berasal dari luar negeri (eksternal), maupun yang berasal dari dalam negeri (internal).

Faktor penyebab nilai tukar Rupiah Melemah

            Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar negeri dan di luar kendali Indonesia, yang dapat mempengaruhi nilai tukar Rupiah. Faktor ini berkaitan dengan kondisi perekonomi global, kebijakan negara lain, dan persitiwa internasional lainnya. Berikut faktor eksternal yang mempengaruhi melemahnya nilai tukar Rupiah:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline