Lihat ke Halaman Asli

Erin Febrina Herdayati

UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Rutinitas Setiap Malam KUKERTA Kelompok 106 UIN SMH BANTEN Mengajar Ngaji dan Belajar Bersama Anak-Anak Warga Desa Ciakar

Diperbarui: 20 Agustus 2024   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

M.Bisri-Kompasiana

Pada tanggal 09 Agustus 2024 Selama program Kuliah Kerja Nyata (Kukerta), kami berkesempatan mengajar ngaji Iqro dan Al-Qur'an setiap malam setelah shalat Magrib di pengajian desa Ciakar. Pengalaman ini menjadi salah satu momen yang sangat berarti bagi kita, karena selain dapat berbagi ilmu, kami juga belajar banyak hal dari anak-anak yang kami ajar.

Setelah jamaah Magrib selesai, anak-anak mulai berkumpul di pengajian Ustadz Epi dengan membawa buku Iqro atau Al-Qur'an masing-masing. Ada yang baru mulai belajar dari Iqro, sementara yang lainnya sudah lancar membaca Al-Qur'an. Kami membagi mereka dalam beberapa kelompok berdasarkan tingkat kemampuannya, sehingga kita bisa memberikan perhatian yang lebih sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Mengajar Iqro memiliki tantangan tersendiri. Anak-anak yang baru mulai belajar sering kali merasa kesulitan mengenali dan mengucapkan huruf-huruf hijaiyah dengan benar. Untuk mengatasinya, kami menggunakan metode pengulangan dan permainan sederhana yang membuat proses belajar menjadi lebih menyenangkan. Kami juga memberikan pujian dan semangat setiap kali mereka berhasil membaca dengan benar, agar mereka merasa termotivasi untuk terus belajar mengenal huruf Hijaiyah.

Bagi mereka yang sudah bisa membaca Al-Qur'an, kami fokus pada tajwid dan kefasihan bacaan. Kami mendampingi mereka secara perlahan, memperbaiki kesalahan dan memberikan contoh yang benar. Selain itu, kami juga menyisipkan penjelasan singkat tentang makna ayat-ayat yang dibaca, agar mereka tidak hanya sekadar membaca, tetapi juga memahami isi kandungan Al-Qur'an.

Setiap malam habis maghrib, suasana belajar terasa sangat hangat dan penuh dengan semangat. Anak-anak selalu antusias untuk datang ke pengajian, meskipun beberapa di antara mereka harus menempuh jarak yang cukup jauh. Melihat kemajuan mereka, baik yang baru belajar Iqro maupun yang sudah membaca Al-Qur'an, memberikan kepuasan tersendiri bagi kami yang mengajar.

Melalui Kukerta ini, "kita belajar bahwa mengajar bukan hanya tentang menyampaikan ilmu, tetapi juga tentang kesabaran, ketekunan, dan kepedulian terhadap perkembangan anak-anak". Pengalaman ini menjadi salah satu bagian yang tak terlupakan dalam perjalanan hidup kita selaku yang mengajar. 

(M.Bisri, Khusniyah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline