Setelah adanya virus Covid-19 ini banyak sekali dampak yang terjadi karena pembelajaran yang dilakukan secara daring bagi pelajar/mahasiswa. Pembelajaran secara daring ini dimulai sejak munculnya virus Covid-19, dimana pembelajaran dilakukan secara online dirumah melalui aplikasi seperti zoom, google classroom, maupun google meet. Mungkin pada awalnya banyak orang yang menyukai pembelajaran seperti ini karena mereka tidak perlu susah payah lagi untuk bangun pagi, siap-siap pergi ke sekolah dan melakukan kegiatan di sekolah seperti biasanya. Setelah pembelajaran daring ini cukup lama dilakukan, ada beberapa tanggapan dari masyarakat, ntah itu tanggapan positif maupun negatif mengenai pembelajaran secara online ini.
Dampak pembelajaran secara online ini mulai dibicarakan oleh masyarakat setempat setelah kurang lebih selama 4 bulan dilaksanakan, banyak orangtua yang merasa keberatan dengan pembelajaran secara online ini, terlebih dengan anaknya yang masih menduduki tk dan sd, di usia mereka yang belum pantas untuk diberi handphone namun dengan kondisi yang seperti ini, mau tidak mau orangtua harus memberikan handphone untuk anaknya, namun tidak semua orangtua bisa memantau kegiatan anaknya setiap hari untuk belajar secara online, banyak sekali yang salah mempergunakan handphonenya. Bukan untuk mengikuti pembelajarannya tetapi malah digunakan untuk bermain game, menonton youtube, dan kegiatan lain yang tidak menyangkut tentang pembelajaran tersebut. Tidak hanya itu saja, banyak diantara mereka yang sulit untuk memahami materi pembelajaran secara online dikarenakan usia mereka yang mungkin agak terlalu susah untuk menangkap materi pembelajaran online, mau tidak mau orangtua juga harus menjelaskan ulang materi yang sudah diberikan saat pembelajaran online tersebut.
Tidak hanya anak anak tk dan sd yang merasakan dampak pembelajaran secara online, pelajar smp dan sma juga merasakannya, di usia mereka yang sudah menduduki tingkat remaja juga merasakan tidak enaknya pembelajaran secara online, dimana pada masa tersebut mereka ingin merasakan belajar dengan senang bersama temannya secara langsung, tetapi karena pandemi seperti ini mereka tidak bisa merasakan belajar langsung di sekolah bersama temannya. Terlebih lagi dengan permasalahan sinyal maupun kuota internet, banyak sekali pelajar yang mengeluh tentang masalah ini, selain para guru memberikan tugasnya di google classrom, ada juga pembelajaran online nya yang dilakukan di aplikasi zoom atau google meet setiap harinya. Pembelajaran online seperti ini banyak sekali menguras kuota internet yang tentunya juga dapat berhubungan dengan masalah keuangan. Masalah ini banyak dibicarakan oleh pelajar yang tidak menggunakan wifi dirumahnya, karena para orangtua dari mereka harus mengeluarkan uang lebih untuk anaknya membeli kuota internet. Masalah lainnya juga timbul tidak semua orangtua mempunyai penghasilan yang lebih. Maka dari itu, banyak orangtua yang mengeluh tentang pembelajaran secara online ini. Setelah masalah ini didengar oleh pemerintah, disitulah pemerintah memberikan bantuan dengan memberikan kuota internet gratis untuk pelajar. Masalah selanjutnya adalah guru yang memberikan tugas secara berlebihan, ada beberapa guru yang selama pembelajaran online ini berlangsung tidak pernah menjelaskan materinya melainkan hanya memberi tugas tanpa menjelaskan materi tersebut. Disitulah pelajar merasa kesulitan atas pembelajaran secara online. Tetapi banyak juga yang sudah merasa nyaman dengan pembelajaran seperti ini. Selain tidak berkerumunan di lingkungan sekolah, mereka juga tidak perlu bermacet macetan di jalan, bisa mencari jawaban di google, dan lain sebagainya.
Begitupun dengan mahasiswa, banyak sekali tanggapan yang berbeda diantara mereka. Kendala yang dialami mahasiswa salah satunya adalah sulitnya berkomunikasi dengan dosen. Biasanya jika mahasiswa ingin menanyakan sesuatu atau ingin bimbingan tambahan kepada dosen dapat secara langsung bertemu atau tatap muka agar lebih mudah dan jelas untuk memahami materinya. Tetapi dikarenakan pandemi yang tak kunjung usai, mereka hanya bisa berkomunikasi via online kepada dosen. Kondisi jaringan internet juga sering dipermasalahkan oleh mahasiswa, mungkin untuk kaum menengah ke atas kondisi jaringan internet tidak dipermasalahkan karena banyak diantara mereka yang menggunakan wifi, tetapi untuk kaum menengah ke bawah biasanya masih menggunakan kuota internet yang tidak semua daerah dapat mengakses jaringan yang bagus. Masalah selanjutnya adalah ada beberapa orang yang kurang nyaman dengan pembelajaran daring yang mengakibatkan dampak seperti meningkatkan rasa malas belajar, sulitnya memahami materi yang diberikan dosen, tidak dapat berdiskusi secara langsung dengan temannya. Tetapi karena keadaan sekarang yang tidak memungkinkan untuk kuliah secara offline, banyak juga mahasiswa yang senang pembelajaran online seperti saat ini karena selain meminimalisir penyebaran virus covid-19, mereka juga bisa menghemat, tidak perlu mengeluarkan uang untuk biaya kos-an, tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi jika rumah dan kampusnya beda daerah, dan masih banyak lagi sisi positif dari pembelajaran online di masa pandemi Covid-19 ini.
Dengan adanya penyebaran virus Covid-19 ini tidak boleh dijadikan penghalang untuk kita dalam mencari ilmu. Kita harus tetap semangat belajar agar kedepannya bisa lancar tanpa kendala apapun. Meskipun kita belajar secara daring, akan tetapi hal ini tidak boleh menjadi alasan untuk mematahkan semangat kita dalam belajar hingga dapat menjadi orang sukses nantinya. Selain belajar kita juga harus selalu berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berdoa supaya pandemi Covid-19 ini segera berakhir agar kita dapat menjalani kegiatan yang normal sebagaimana mestinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H