Lihat ke Halaman Asli

Erina Pirdayanti

Community Education

Kampus Mengajar: Kolaborasi Mahasiswa dan Guru dalam Meningkatkan Minat Belajar Peserta Didik

Diperbarui: 22 November 2021   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pandemi Covid-19 merupakan permasalahan global yang mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat dunia baik dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial, dll. Kondisi pandemi ini mengharuskan kita untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi dengan baik khususnya pada bidang pendidikan. 

Masyarakat dan pemerintah harus senantiasa berkolaborasi agar program pendidikan tetap berjalan sebagaimana mestinya, salah satunya yaitu strategi pelaksanaan pendidikan di sekolah dengan melakukan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas yang tentu berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran seperti biasanya. 

Kebijakan pembelajaran tatap muka terbatas di masa pandemi merupakan solusi dari hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran sebelumnya yaitu pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran dalam jaringan (online), dimana masih mengalami beberapa kendala seperti minimnya akses internet (khususnya di daerah 3T), keterbatasan kemampuan guru, faktor ekonomi orang tua, maupun kurangnya bimbingan. Kemampuan guru memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam mengembangkan media pembelajaran Online juga masih kurang (Safiah, 2017; Supriatna, 2021). 

Selain itu, tantangan selama pelaksanaan pembelajaran jarak jauh atau online sebelumnya yaitu menurunnya minat siswa untuk belajar di rumah sehingga waktu yang harusnya diisi dengan belajar dipakai hanya untuk bermain.

Maka untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di masa pandemi, Kementrian Pendidikan dan Kemendikbud (kemendikbud) mencetuskan program Kampus Mengajar. Kampus Mengajar adalah kegiatan mengajar di sekolah yang merupakan bagian dari program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). 

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim menjelaskan tujuan diadakannya Kampus Mengajar adalah pertama, untuk menghadirkan mahasiswa sebagai bagian dari melanjutkan pembelajaran literasi dan numerasi. Kedua, membantu pembelajaran di masa pandemi, terutama untuk SD di daerah 3T. 

Program Kampus Mengajar Angkatan 1 dilaksanakan selama 3 bulan penugasan (maret-juni 2021) dimana mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi ditempatkan di Sekolah Dasar seluruh Indonesia dengan kriteria Sekolah Dasar maksimal akreditasi B serta sekolah dengan kondisi kekurangan sumber daya sehingga kualitas pembelajaran masih kurang. 

Salah satu lokasi sekolah penugasan Kampus Mengajar Angkatan 1 adalah SDIT Miftahul Khoer yang beralamat di Kp. Lio Barat RT. 03 RW. 06, Limbanganbarat, Kec. Blubur Limbangan, Kab. Garut Prov. Jawa Barat, dengan jumlah mahasiswa yang ditugaskan yaitu 6 mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Garut, dan Institut Pendidikan Indonesia. 

Permasalahan yang dialami SDIT Miftahul Khoer selama pembelajaran di masa pandemi adalah menurunya minat peserta didik untuk belajar sehingga banyak siswa yang bolos dan tidak mau datang ke sekolah. 

Dalam menjalankan tugas program Kampus Mengajar Angkatan 1, mahasiswa berkolaborasi bersama guru untuk menciptakan iklim belajar yang menyenangkan sehingga menarik minat peserta didik untuk belajar di SDIT Miftahul Khoer. Adapun upaya yang dilakukan diantaranya:

  1. Membuat media pembelajaran yang menarik, media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan dalam proses belajar-mengajar dengan tujuan: kemudahan proses belajar-mengajar, meningkatkan efisiensi belajar-mengajar, menjaga relevansi dengan tujuan belajar dan membantu konsentrasi peserta didik. Bahan yang digunakan dalam pembuatan media pembelajaran yaitu berbagai barang bekas dan barang yang mudah didapatkan seperti karton dan kertas warna.
  2. Menerapkan model pembelajaran Environmental Learning, merupakan pembelajaran yang memanfaatkan bahan yang ada di sekitar sebagai media belajar, menerapkan perilaku cinta lingkungan kepada peserta didik, menumbuhkan minat peserta didik untuk berinteraksi secara aktif terhadap lingkungan sekitar, serta siswa mampu memberikan jalan keluar dalam menanggapi lingkungan. Praktik yang dilakukan dalam penerapan model ini yaitu mengajak peserta didik menanam berbagai tumbuhan sayuran dan bunga, kegiatan eksplorasi alam sekitar, serta belajar sambil bermain permainan tradisional.
  3. Mengadakan lomba, untuk menarik minat peserta didik dalam belajar serta mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik, mahasiswa dan guru berkolaborasi mengadakan berbagai lomba yaitu cerdas cermat, kaligrafi, dan adzan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline