Lihat ke Halaman Asli

Teori Sibernetik dan Penerapannya!

Diperbarui: 1 Mei 2024   08:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

A. PENGERTIAN TEORI SIBERNETIK

Teori belajar yang relatif baru yang muncul bersamaan dengan kemajuan informasi dan teknologi disebut teori pembelajaran sibernetik. Ide ini menyatakan bahwa belajar adalah pengolahan informasi. 

Ilmuwan Norbert Wiener dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) menciptakan kata "sibernetika" untuk merujuk pada kecerdasan buatan. Metode dimana umpan balik memfasilitasi komunikasi disebut sebagai sibernetika.asumsi lain dari teori sibernetik ini adalah bahwa tidak ada satu proses belajar pun yang ideal untuk segala situasi dan yang cocok untuk semua siswa sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem masih jadi disini sudah mulai dengan sistem informasi sehingga siswa memperoleh pengetahuan secara tidak langsung

SIBERNETIK MENURUT L. NEV LANDA

Landa merupakan salah seorang psikologi yang beraliran sibernetik. Menurut Landa, ada dua macam proses berpikir:
1. Proses berpikir algoritmik, linier, konvergen dan lurus yang ditujukan untuk tujuan tertentu. Contohnya adalah saat kegiatan menelfon, menyalakan mesin mobil, dan lain-lain.
2. Proses berfikir heuristik, yaitu proses berpikir divergent dan menuju ke beberapa target sekaligus.Contohnya adalah pemilihan atribut geometri, memecahkan suatu masalah, dan lain-lain.

SIBERNETIK MENURUT PASK AND SCOTT

Teori Pask dan Scott menyatakan bahwa ada dua jenis pemikiran, yaitu serialis dan wholist, yang dapat digunakan siswa untuk membantu memecahkan masalah matematika selain meninjau materi yang telah mereka pelajari dan terima dari guru mereka.

1. Serialist

Teknik algoritmik mirip dengan pendekatan serialis Pask dan Scott. Terutama ketika mempelajari mata pelajaran tertentu seperti matematika, siswa serialis cenderung berpikir secara algoritmik. Seseorang yang belajar dengan cara serialis lebih suka mengambil langkah-langkah kecil dan metodis, yang bertujuan untuk memahami setiap konsep sebelum melanjutkan, mengikuti jalan lurus melalui kegiatan pembelajaran, dan menghindari jalan memutar. 

2. Wholist

Cara berpikir menyeluruh (wholist) adalah cara berpikir yang diajarkan sering melompat ke depan dan mencakup seluruh ruang lingkup sistem informasi. Siswa yang mempelajari wholism biasanya mulai dengan tingkat pengetahuan terluas dan maju ke tingkat yang lebih khusus atau mendalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline