Lihat ke Halaman Asli

'Facebook' Bagi Para Perokok

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rokok elektronik canggih (sumber: http://www.electricnicotine.com/)

[caption id="" align="aligncenter" width="655" caption="Rokok elektronik canggih (sumber: http://www.electricnicotine.com/)"][/caption] Salah satu tugas akhir mahasiswa dalam mata kuliah Reading, mereka ditugaskan untuk membaca artikel tentang apa saja yang mereka minati dan kemudian membuat semacam resensi atau log, yang formatnya sudah saya buatkan. Dari sekian banyak judul artikel yang mereka baca, reviu dan laporkan, ada satu artikel dari nytimes.com yang menyedot perhatian saya. Isu yang diangkat seputar jejaring sosial baru di dunia maya yang dimediasi lewat rokok elektronik atau e-cigarettes. Sepertinya, ide besarnya mengekor dari keberhasilan jejaring sosial semisal Facebook yang menjadi fenomena sosial di semua negara. Bahkan, belakangan keberadaan Facebook ini menjadi motor penggerak lahirnya revolusi di pelbagai negara di kawasan Timur Tengah seperti Tunisia, Mesir dan sepertinya (mudah-mudahan) diikuti oleh negara lainnya seperti Libya dan sekitarnya. Adalah perusahan Blue yang menggagas adanya rokok elektronik yang dilengkapi dengan fasilitas jejaring sosial. Pendiri Blue, Jason Healy, melihat fenomena banyaknya pengguna rokok elektronik yang tidak memiliki kawan. Mungkin karena jenis rokok ini yang belum memasyarakat. Jauh dibandingkan dengan rokok 'tradisional' yang sudah menyebar di berbagai pelosok. Perusahaan Blue memasang sensor ke dalam rokok yang memberitahukan pengguna rokok ketika ada pengguna rokok lain di sekitarnya. Alatnya menggunakan sinyal radio yang memiliki jangkauan sampai 50 kaki (sekitar 15 meter). Apabila ada pengguna rokok yang sama dalam jangkauan itu, maka bungkus rokok akan bergetar, laiknya telepon genggam dan lampu biru akan berkedip. Jason mengklaim bahwa rokok elektronik buatannya memiliki sebilangan kelebihan. Pertama, rokok elektronik ini bisa dipakai di tempat yang ada larangan merokok karena rokok jenis ini tidak mengeluarkan bau. Katanya, hanya bau air saja yang keluar dari isapan rokok ini. Yang kedua, rokok ini praktis tidak mengandung efek negatif. Beda dengan rokok biasanya yang berpotensi menyebabkan kangker dan lain sebagainya. Klaim yang ini perlu disokong dengan hasil penelitian karena bagaimanapun rokok elektronik tetap mengandung nikotin. Nah, yang terakhir, rokok ini berfungsi sebagai gadget karena bisa dijadikan alat 'pencari teman'. Karena fasilitas jejaring ini, rokok ini diberi nama "smart packs", seperti halnya smartphones. Bungkusnya berfungsi sebagai charger rokok dan bisa juga digunakan untuk bertukar informasi mengenai para penggunananya, yang bisa diunduh ke komputer. Bungkus ini pun bisa bergetar kalau ada toko penjual rokok sejenis di sekitar pemilik rokok. Bandrolnya memang cukup tinggi, yakni 80 dolar Amerika untuk lima batang rokok (sekitar 680 ribu rupiah untuk sebungkus rokok). Sekalipun demikian, potensinya cukup besar di pasar Amerika karena menurut para pengamat pasar, lebih dari 105 juta orang Amerika memiliki paling tidak dua jenis alat yang bisa berfungsi sebagai jejaring sosial. Asia, teristimewa Indonesia, seperti bisa dijadikan target pasar yang potensial mengingat banyaknya orang kita yang begitu keranjingan dengan gadget baru, berapa pun harganya. Rencananya, di Amerika, pemasaran rokok ini dimulai bulan depan. Kita tunggu saja, bisa jadi dalam beberapa bulan ke depan rokok canggih ini sudah memasuki pasar Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline