Behind the scenes penerbitan buku Penyakit Ginjal Kronis dan Hemodialisis
Menerbitkan buku via penerbit sekelas Elexmedia Komputindo Gramedia Group ternyata tidak mudah. Banyak kisah dibalik penerbitan buku kami dengan judul, "Penyakit Ginjal Kronis dan Hemodialisis, Merawat dan Menjaga Kesehatan Pasien Penyakit Ginjal Kronis dan Cuci Darah".
Pertama soal edit mengedit
Editor yang bekerjasama dengan kami, orangnya sangat teliti dan cerewet. Bayangkan naskah masuk dari awal Agustus 2023 baru selesai diedit hingga awal November 2023.
Selama itu bolak-balik naskah tersebut. Kurang ini, kurang itu.
Untungnya sang editor cukup banyak membantu.
Penulis pernah bertanya, koq seteliti ini ya ngeditnya? (ada rasa kesel juga, ini naskah koq nggak selesai2 ya, kapan terbitnya).
Jawab editornya, iya khusus buku kesehatan kami harus benar-benar mengeditnya sehingga risiko kesalahan bisa diminimalkan.
Itu mengenai naskah, hal lain yang menarik menurut penulis soal gambar (design & layout, 2 orang yg ngerjain ini, bisa dibaca di bukunya). Ini ada bagiannya sendiri, tetapi masih dalam koordinasi oleh editornya.
Editor memastikan semua gambar yang digunakan bebas dari copyright. Jadinya kalau gambar dicomot dari internet, harus dicari dari tempat biasa mereka mengambil gambar (berbayar). Setelah mendapat approval dari penulis, gambar tersebut akan diserahkan ke bagian pembelian untuk dilakukan pembelian.
Akhirnya muncul juga WA yang menggembirakan, "Sudah ya dok, naskahnya sudah OK!"
Waktunya ke bagian produksi / pencetakan dan penentuan harga. Saat penentuan harga, penulis meminta mempertimbangkan faktor pembaca yang sebagian besar adalah pasien (baca: agak price sensitive).
Meskipun awal-awalnya sempat menggerutu, akhirnya penulis senang juga melihat hasilnya. Keren bingit (lebih banget dari banget). Menurut penulis, ini buku pertama berbahasa Indonesia yang ditulis oleh seorang Dokter untuk pasien Gagal Ginjal / Hemodialisis dalam bahasa sehari-hari.
Mudah-mudahan buku ini bisa memenuhi harapan pasien baru dan keluarganya agar bisa melakukan Cuci Darah dengan lebih mudah dan nyaman.
Penulis kasihan melihat banyak pasien-pasien cuci darah yang sudah bertahun-tahun tapi belum mengerti sepenuhnya proses cuci darah dan hanya menyerahkan mentah-mentah kepada perawat / dokter Hemodialisis. Padahal menurut penulis, saat pasien sudah melakukan terapi cuci darah, dia juga harus belajar hidup (new era) bersama mesin, tidak bisa bergantung sepenuhnya hanya dengan perawat / dokter di ruang cuci darah yang sudah memiliki kesibukan sendiri dengan pasien-pasien gawat/emergency.
Penulis,
Dr. Erik Tapan, MHA
Baca review Dr Handrawan NADESUL,