Lihat ke Halaman Asli

Erik Tapan

Social Media Health Consultant

2.500 Dokter Siap Jadi Pemandu Wisata Medis

Diperbarui: 24 Mei 2023   15:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. internal AWMI

2.500 Dokter yang belum lulus ujian kompetensi dokter, siap menjadi Pemandu Wisata Medis bagi pasien2 Indonesia yang ingin berobat ke RS Internasional di Indonesia

Begitulah info yang mungkin ada di masa depan. Eits sabar dulu teman2 sejawat.
Dokter jelaskan ya. 

Dokter tergabung dalam group Asosiasi Wisata Medis Indonesia (AWMI). Membernya adalah para owner RS yang memiliki cita-cita sejalan dengan Pemerintah Indonesia, agar RS Indonesia bisa menjadi tuan rumah bagi masyarakat Indonesia. 

Aturan yang mendasari
Salah satu hal yang disyaratkan oleh PERMENKES no. 76 tahun 2015 tentang Pelayanan Wisata Medis adalah (kira2) RS yang berhak menyelenggarakan pelayanan Wisata Medis adalah RS tipe A dan B yang memiliki Pemandu Wisata Medis (PWM). Sayangnya, belum ada penjelasan lanjutan soal PWM tersebut. 

Lalu berkembanglah diskusi seru dalam group tersebut, yang kesimpulannya, al.:

1. RS Internasional di Indonesia adalah RS tipe B & A, jadi layak mengembangkan Wisata Medis
2. Tugas PWM:
a. Mengetahui product knowledge layanan/jasa yang ditawarkan setiap RS. Ini bisa menggunakan aplikasi.
b. Bisa membedakan (triase awal) mana orang sakit dan sakitnya seserius apa, mana yang agak sehat hanya perlu Medical Check Up, misalnya. Perlu pengetahuan mengenai kesehatan.
c. Mengetahui situasi sekitar RS, apartment tempat menginap pasien/keluarga pasien, pusat jajan, dll. Ini juga bisa menggunakan aplikasi.
d. Mengetahui cara pick up / transportasi pasien dari daerah asal ke Rumah Sakit tujuan, jika perlu ditemani.
e. Memiliki jiwa komunikatif dan entertain. Pasien dan keluarga umumnya mereka yang dalam kondisi panik. PWM harus bisa memenangkannya.
f. dll. 

Tentu tidak mudah (cepat) mendidik seseorang menjadi PWM seperti kriteria minimal di atas. Oleh karena itu, sangatlah baik memanfaatkan para Dokter (katanya ada sekitar 2.500 orang) yang sudah lulus Pendidikan Kedokteran namun belum bisa lulus Ujian Kompetensi. Alangkah baiknya mereka bisa terjun langsung ke pelayanan kesehatan untuk menimba ilmu dari para Dokter Senior. Mudah-mudahan dengan semakin bertambah pengalamannya langsung bersama pasien dan rumah sakit, ujian kompetensi bisa dilewati dengan mudah. 

Siapa yang membiayai
Yang menjadi isu krusial, siapa yang akan mengkoordinir ini dan bagaimana dengan pembiayaannya.

Jika Pemerintah Indonesia memang serius ingin menjadikan Rumah Sakit Internasional di Indonesia menjadi tujuan berobat pasien-pasien Indonesia, inilah kesempatan untuk membuktikannya. Menurut Dokter, tidaklah cukup Pemerintah Indonesia hanya mengendorse / menghimbau setiap kali meresmikan RS Internasional di Indonesia. Mengajak masyarakat Indonesia berobat ke RS Indonesia namun membiarkan RS tersebut bergerak sendiri-sendiri. Harus ada satu badan yang dikelola oleh Pemerintah / KEMENKES bersama-sama RS Internasional di Indonesia dan stake holder lainnya, sama halnya dengan pengelolaan MHTC di Malaysia. Dokter pernah menulis, silakan di-search. 

Dengan demikian PMW bisa bekerja dengan baik dan tanpa membebani pasien/keluarga.
Semoga Demikian, maju terus Layanan Kesehatan di Indonesia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline