Lihat ke Halaman Asli

Erik Tapan

Social Media Health Consultant

Otokritik: Dokter dan Vaksinasi

Diperbarui: 17 Juli 2016   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang Dr yang membutuhkan ahli lain

Berikut disampaikan sebuah tulisan ringan, kurang lebihnya mohon dikomentari.
•Mobil roda empat, tetapi kenapa perlu 5 buah ban?
•Naik motor jarak dekat, tetapi kenapa perlu menggunakan helm?
•Belum tentu bayi akan menderita sakit, tetapi kenapa perlu divaksin?

Hal-hal di atas menunjukkan betapa pentingnya tindakan preventif.

Lalu hubungannya dengan dokter?

Saat ini, sering kita baca di berbagai media, seorang dokter diperiksa polisi/pihak berwenang datang sendirian (tanpa ditemani ahli hukum) ke kantor polisi. Tahu-tahu sudah ditetapkan menjadi tersangka.

Mungkin karena merasa tidak bersalah, jadi sang dokter tidak mempermasalahkan diinterogasi sendirian.

Bagaimana pendapat ts jika ada Bpk/Ibu orang tua yang mengatakan, "Dok, bayi saya tidak perlu vaksin. Kami akan merawat bayi kami sebaik mungkin. Kami yakin dengan perawatan yang kami lakukan, bayi kami tidak akan terjangkit penyakit yang divaksin tersebut!!"

Jaman sudah berubah, menurut saya, seorang dokter, terlepas dari akan dinyatakan bersalah atau tidak, hendaknya mau melindungi dirinya dengan menggunakan ahli hukum saat berhadapan dengan penegak hukum. Sama seperti masyarakat yang sudah menyerahkan urusan vaksin ke dokter, tidak ada salahnya dokter juga meminta bantuan ahli hukum untuk membantunya. Sebelum terlambat dan bahkan menerima hukuman dari masyarakat meskipun belum ditanyakan  bersalah.

Bagaimana pendapat Anda?


Tulisan lainnya:
1. Bagaimana RS JCI melindungi pasien dari Vaksin Palsu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline