[caption caption="Tampilan Desktop saat di remote (doc. pribadi)"][/caption]Suatu sore, saat hendak menggunakan printer via wireless ternyata tidak berhasil. Cek router wifi di rumah masih on, tapi lampu wifi di printer Hewlett Packard HP Deskjet Ink Advantage 2425 All-in-One Printer saya, kelap-kelip laksana bintang di langit. Mungkin karena sudah sebulan tidak menggunakan printer ini, jadinya begini. Nggak connect wifi-nya.
Mulailah saya mencoba 'mereparasi' printer tersebut. Di-restart (baik printer maupun router wifi-nya), tetap juga tidak berhasil. Googling....diminta untuk menekan tombol wifi dan X secara bersamaan hingga lampu power kelap-kelip. Kayaknya masuk akal, di-reset agar si printer bisa mencari lagi wifinya. Dan........nggak berhasil juga saudara-saudari.
Akhirnya karena sudah tidak tahu mau diapain lagi, saya pun mencari account twitter HP Indonesia. Begitu melihat lamannya twitter HP, ternyata tercantum no telpon CS-nya. Ah....daripada nge-twit mending nelpon untuk berbicara langsung dengan CS/teknisinya.
Dengan ramah sang CS menanyakan tipe printer dan nomor seri. Setelah diberikan kemudian saya diminta masuk ke halaman tertetu dan menulis kode tertentu. Jadilah komputer saya di-remote sama sang teknisi.
Dengan penuh sabar teknisi HP (yang dalam percakapan menunggu software di instalasi akhirnya diketahui) bernama Ali mendownload software dan menginstall lagi agar wifi saya bisa berfungsi.
Customer Service dari Malaysia
Dari perbincangan kami terungkap bahwa percakapan ini dilakukan dari Malaysia. Jadi semua teknisi HP kantornya ada di Malaysia. Yang jadi pertanyaan saya, begitu besarkah omzet HP di Malaysia (dibandingkan dengan di Indonesia) sehingga HP mau berkantor di Malaysia?
Ada yang bisa menjawab?
Atau mungkin karena dukungan pemerintah Malaysia terhadap investor / pelaku bisnis di sana, seperti pengalaman saya sewaktu mengunjungi Malaysia 10 tahun yang lalu.
Penerapan e-health dimulai dari RS Pemerintah agar RS Swasta tidak merugi