Lihat ke Halaman Asli

Erik Tapan

Social Media Health Consultant

Terapi Stem Cell

Diperbarui: 26 Juni 2015   04:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bebas penyakit dg Sel Punca

[caption id="" align="alignleft" width="300" caption="Bebas penyakit dg Sel Punca"][/caption] Saat masih mengikuti kepaniteraan klinik (co-schaap), salah satu teman saya (co-ass) mengalami gangguan jantung. Setiap kali mendaki jalan ke rumah sakit (yang letaknya di atas bukit), dia harus berhenti beberapa kali. Istilah awam, napasnya sudah tidak cukup untuk mendaki bukit tersebut. Inilah salah satu ciri dari penyakit payah/gagal jantung. Sebagian otot jantung teman saya itu sudah rusak, sehingga kemampuan jantung tidak optimal lagi. Berjalan sedikit (bagi yang sudah parah, tidak perlu mendaki), harus berhenti sejenak. Sampai sekarang saya masih ingat bagaimana teman saya itu bergulat dengan kondisinya yang tidak bisa disembuhkan itu. Cerita lain lagi. Saya mundur waktunya hingga saat masih SD. Di depan rumah ada seorang Ibu (berusia sekitar 50 tahunan), yang saya bisa menyaksikan sendiri jalan  / perkembangan penyakitnya. Mulai dari keluhan (saat berkunjung ke rumah) nyeri pada lutut, hingga suatu waktu, tidak bisa menggunakan lututnya itu. Berbeda dengan cerita pertama (penyebabnya jantung), penyebab tidak bebas beraktifitas sang Ibu yang ceria ini adalah penyakit yang disebut osteoarthritis. Apakah bisa sembuh? Sayang pada waktu itu belum bisa. Sekarang, balik ke masa saat ini. Sahabat saya mengeluh mengenai luka di kaki mamanya yang tidak bisa sembuh. Sudah berbagai cara dilakukan untuk mengobati lukanya itu, sayang bukannya sembuh, malah boroknya (maaf) tambah melebar dan dalam. Dokter pun sudah angkat tangan untuk menyembuhkan penyakit yang namanya  Gangren Diabetes ini. Satu-satunya cara, harus diamputasi. Kasus-kasus di atas adalah contoh penyakit degeneratif yang umumnya masih sukar untuk disembuhkan. Sampai saat ini, penanganan yang dilakukan hanya bersifat memperlambat progresifitas penyakit tersebut. Artinya dengan upaya yang dilakukan diharapkan laju keparahan penyakit bisa diperlambat. Berita Gembira Ada berita gembira bagi pasien / keluarga pasien yang menderita penyakit-penyakit di atas. Sejak 3 - 4 tahun yang lalu hingga saat ini, para ahli di Indonesia (yang tidak kalah dengan ahli-ahli di luar negeri) sedang melakukan uji klinik / clinical trial penanganan terapi penyakit di atas dengan stem cell atau sel punca. Sudah ada  ratusan pasien-pasien di Indonesia ikut terlibat dengan uji klinik yang dilakukan di rumah-rumah sakit pemerintah di RSCM, RS Jantung Harapan Kita di Jakarta, RS Hasan Sadikin di Bandung, RS Dr Sardjito Yogya, RS dr Sutomo di Surabaya, RSU dr Saiful Anwar Malang, dll. Tiga jenis penyakit di atas hanya sebagian dari penyakit degeneratif yang bisa ditangani dengan sel punca. Masih ada: luka bakar (ini unik, karena pemberian sel punca dalam bentuk obat tetes), stroke, patah tulang yang sukar sembuh, cerebral palsy, dll. Masih uji klinik? Yup benar, kesemua terapi sel punca yang dilakukan masih dalam taraf uji klinik. Just info saja, sampai saat ini di seluruh dunia, terapi dengan sel punca masih berstatus uji klinik. Namun ada beberapa pusat riset di luar negeri yang sudah berani melakukan komersialisasi. Tentu hal ini kembali lagi ke peraturan dari negara masing-masing. Keuntungan mengikuti uji klinik, pasien akan dimonitor terus dan ditangani secara tim. Pertanyaan yang sering ditanyakan (FAQ) Dari sering menginformasikan mengenai terapi sel punca, saya menerima beberapa pertanyaan yang umum, seperti: 1. Bagaimana mengetahui itu stem cell atau bukan? Jawab: Banyak caranya. Mulai dari yang mudah hingga yang rumit yang hanya bisa dilakukan di laboratorium. Yang paling mudah, adalah melihat bentuk dari sediaan yang diberikan. Karena stem cell itu benda hidup (sel), maka bentuknya adalah cair. Sampai saat ini belum ada teknik penyimpanan stem cell dalam bentuk bubuk (yang kemudian dicampur dengan cairan tertentu untuk disuntikkan). Latar belakang pertanyaan ini, karena begitu sexy-nya kata stem cell ini, sehingga banyak pemasar melabel produk mereka dengan terapi stem cell. Untuk itu, jangan ragu untuk meminta sertifikat BPOM/DEPKES dari produk yang ditawarkan tersebut. 2. Apakah stem cell itu dan betulkah stemcell bisa untuk semua penyakit? Jawab: sebenarnya stem cel adalah sel dari diri kita sendiri. Saat ada trauma atau penyakit degeneratif, otomatis stem cell kita diproduksi dari daerah yang mengalami kerusakan maupun dari sumsum tulang. Sayang adakalanya kondisi tubuh yang sakit memerlukan lebih banyak stem cell. Untuk itu dibutuhkan stem cell dari luar baik itu dari diri sendiri (autolog) maupun orang lain (alogenik). Penyakit yang bisa ditangani oleh stem cell umumnya penyakit-penyakit degeneratif (karena ketuaan), bukan penyakit karena infeksi virus, bakteri, dll. Sampai saat ini, penelitian di dunia masih seputar dari penyakit-penyakit yang disebutkan di atas. 3. Bagaimana dengan stem cell yang berasal dari binatang Sepengetahuan saya, stem cell dari binatang sudah banyak dilarang di negera-negara maju, termasuk di Indonesia. 4. Sehubungan dengan saudara saya menderita penyakit osteoartritis, di mana saya bisa memperoleh informasi lebih lanjut mengenai hal ini? Jawab: silakan berkonsultasi dengan pusat-pusat riset yang saya sebutkan di atas. Atau jika ada kesempatan, silakan hadir pada acara Simposium Sel Punca yang diselenggarakan oleh Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI). Acara yang akan berlangsung dari tanggal 9 Juli hingga 10 Juli 2011 ini akan diadakan di Hotel Sari Pan Pacific Jakarta. Sebagian besar peneliti / dokter pakar sel punca akan hadir pada acara akbar ini. Daftar pembicara dan info lebih detil acara ini, bisa klik http://bit.ly/lDAVzC




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline