STIKOSA AWS SURABAYA
PROFIL KAMPUS
Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya (STIKOSA-AWS) merupakan salah satu perguruan tinggi tertua di Indonesia. Dengan fokus pendidikan komunikasi, STIKOSA-AWS merupakan salah satu "kawah candradimuka" para praktisi di bidang juralistik, penyiaran dan pertelevisian di Indonesia. Banyak lulusan STIKOSA-AWS yang telah menjadi praktisi profesional di beberapa lembaga pers dan penerbitan di Indonesia. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya atau juga dikenal dengan nama Stikosa-AWS, merupakan satu di antara pendidikan tinggi yang berfokus pada ilmu komunikasi. Bahkan sejak 55 tahun lalu, tepatnya pada 11 November 1964, Stikosa AWS telah berfokus pada pendidikan jurnalistik. Maka tak heran jika Stikosa-AWS mendapat predikat sebagai kampus jurnalistik tertua di Jawa Timur.
PENGHARGAAN YANG DIRAIH OLEH STIKOSA AWS
STIKOSA-AWS Raih Digital Award Dalam Kategori Media Sosial Terbaik oleh Azhara Tiara Palupi-21010023-C
Stikosa-AWS meraih penghargaan Digital award 2022 dalam kategori Perguruan Tinggi Media Sosial Terbaik pada Kamis (31/3/2022). Acara yang diselenggarakan di Hotel Grand Mirama Mercure Surabaya dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Listyanto Dardak, Wali kota Surabaya Eri Cahyadi beserta pimpinan Forkompimda Prov. Jawa Timur.
Dalam kategori Perguruan Tinggi Media Sosial Terbaik diraih oleh 3 Perguruan Tinggi di Jawa Timur yaitu Stikosa-AWS, Universitas Airlangga dan UM Surabaya. Menurut panitia tim seleksi Stikosa-AWS memenuhi salah satu kriterianya yaitu, Stikosa-AWS aktif dalam bermedia soasial sebagai kebutuhan akses dan pemanfaatan informasi media digital. Selain itu juga memiliki engagement rate yang bagus. Hal ini dilihat dari aktif posting, mention, tag dan respon publik digital.
LULUSAN TERBAIK STIKOSA AWS
Pada wisuda ke 25 ini, Stikosa-AWS berhasil meluluskan wisudawan-wisudawan berprestasi, secara akademik maupun non akademik. Mereka meraih predikat lulus dengan pujian.
Rifkya Xena Aminullah Jr dari peminatan Public Relations dengan IPK 3,75, Habib Syahrul Asrori dari peminatan Broadcasting dengan IPK 3,75, dan Jelita Sondang Samosir dengan IPK 3,67 dari peminatan Jurnalistik. Selain mahasiswa berprestasi secara akademik, ada mahasiswa berprestasi non akademik dengan IPK 3,72 dengan total nilai SKPI tertinggi, sebesar 4250. Dia adalah Rizqi Mutqiyyah.
Bagian menarik dari para wisudawan terbaik tahun ini adalah lantaran mereka menjalani aktivitas kuliah dan pada saat yang sama harus bekerja. Menilik padatnya aktivitas kerja mereka, bukan pekerjaan mudah bagi seorang mahasiswa untuk sekaligus menjalani kuliah. Seperti diceritakan Rizqi Mutqiyyah, ia bekerja sebagai jurnalis di media online Jawa Timur, ngopibareng.id.
"Alhamdulillah seneng dinobatkan menjadi wisudawan terbaik non akademik dengan nilai SKPI tertinggi," kata Rizqi Mutqiyyah mahasiswi transfer angkatan 2018 yang berhasil menyelesaikan kuliah selama 3 tahun.
Pengalaman yang sama disampaikan Habib Syahrul Asrori, mahasiswa angkatan 2017 peminatan Broadcasting yang bekerja sebagai penyiar DJ FM. "Senang karena bisa membuktikan pada orangtua kalau aku bisa menyelesaikan kuliah dan menjadi wisudawan terbaik walaupun sambil harus bekerja," tuturnya. Habib mengakui memang agak berat menjalani dua kewajiban sekaligus. "Alhamdulillah bisa dengan disiplin mengatur waktu," tuturnya.