Terlahir dari orang tua yang notabene seorang pedagang membuat saya sangat empatik terhadap para UMKM saat ini apalagi di masa pandemi (PPKM) seperti ini . Manis pahit yang dirasakan oleh kedua orangtua saya pun demikian selama menjadi seorang pedagang dulunya . Ibu seorang penjual lauk pauk sedangkan bapak seorang penjual jagung dan kacang gerobak keliling . Ramai dan sepinya pelanggan pun pernah dirasakan oleh kedua orangtuaku . Apalagi saat datangnya musim penghujan , hanya satu dua pembeli yang datang pernah dialaminya . Disitulah tabiat perjuangan dan pengorbanan menjadi pedagang, namun rasa sabar dan ikhlas harus tetap dijaganya . Sudah takdirnya bahwa hidup mereka pertaruhkan sebagai pedagang demi mencari rejeki yang halal dan selayaknya disyukuri . Di sisi lain mereka adalah sosok orang tua yang bertanggung jawab atas anak dan keluarga sampai kapanpun . Walau sejak lama mereka telah tiada , namun motivasi dan nilai-nilai kehidupan yang dialaminya , sampai saat ini masih saya ingat dan akan selalu menemani di setiap perjalanan hidupku .
Penghujung tahun 2021, tepat sudah 9 tahun lamanya saya menjadi bagian dari keluarga besar JNE Yogyakarta . Rasa bangga sudah tentu saya rasakan menyandang seragam ekpedisi sebesar JNE . Tak heran kalau saya makin betah dan nyaman bisa menjadi bagian dari perusahaan ini . Semangat JNE untuk selalu berbagi , memberi dan menyantuni anak yatim dan dhuafa menjadi salah satu daya tarik saya untuk berlama-lama disini . Bagaimanapun kondisi perusahaan JNE , JNE dipojokkan dengan cara jahat , direndahkan , dipojokan , difitnah bahkan didesak dari arah manapun , tapi satu yang JNE pertahankan , perusahaan tercintaku ini selalu menomorsatukan yang namanya SEDEKAH. Karena dengan bersedekah, pondasi perusahaan yang telah dibangun bertahun-tahun tidak akan mudah tergoyahkan . Semakin banyak bersedekah , lagi dan lagi maka kitapun akan menerima hasil yang luar biasa baik secara martabat , kedudukan dan keberkahan .
Darah pedagang yang mengalir di tubuh saya ini , selalu mendorong saya untuk suatu saat saya mempunyai usaha di bidang ini . JNE sendiri memberikan tempat para karyawan untuk yang mempunyai jiwa enterpreneurship yaitu didirikan sebuah warung kecil ( kejujuran) . Di JNE Yogyakarta sendiri , ada 3 warung kejujuran yang menjual makanan dan minuman saji diantaranya di Kantor pusat Sorogenen dan 2 lainnya di kantor operasional outbound di Lowanu dan kantor operasional inbound yang berada di gambiran . Ketiga dikelola langsung oleh karyawan sendiri . Saya ikut andil menitipkan camilan kiloan yang saya repacking kembali menjadi jajanan harga seribuan . Keberadaan warung jujur ini tentunya mendapat dukungan dari kepala cabang JNE Yogyakarta , Bapak Adi Subagyo. Dari sini , karyawan bisa belajar menjadi seorang enterpreneur dan secara tidak langsung telah menerapkan salah satu visi perusahaan khususnya nilai kejujuran itu sendiri .
Sepulang kerja , saya mampir untuk kulakan camilan di bakul camilan kiloan . Pikiran bisnis selalu muncul, bagaimana saya harus mengatur pengeluaran saya, modal saya dan bagaimana keuntungan nantinya bisa kita simpan, sebagian juga untuk kas koperasi perusahaan itu sendiri yang sudah memberikan tempat , selain itu yang harus diingat setidaknya menyisihkan untuk bersedekah agar pola bisnisnya berputar sesuai keinginan dan tentunya barokah . Mulai dari memilih bakul camilan yang saya nilai termurah , membeli timbangan kecil , baskom kecil , sendok takar, plastik dan lain-lain . Saya juga harus memikirkan,bagaimana jajanan yang saya tawaran bisa menarik pembeli dan tidak bertahan lama terpajang di rak jualan ( harus habis). Ingat !berjualan tidak melulu memikirkan untung ruginya saja , tapi bagaimana proses itu berjalan .Alhamdulillah , kegiatan karyawan berjualan kecil-kecilan ini mendapat respon positif dari teman-teman sekerja . Dari ini saya belajar mengenai manajemen finansial , bagaimana belajar membaca peluang , bagaimana belajar menjadi seorang pembisnis yang tak hanya memikirkan untung-rugi, bagaimana belajar mengenai proses jatuh ( ketika jualan kita tidak laku) , memantau setiap jualan kita baik dari segi kelayakan jual misal : jualan kita rusak bisa saja termakan tikus ( hal yang tak terduga ) atau camilan kita yang bisa melempem setiap saat karena kemasan atau rusak sejak pemakingan yang tidak kita ketahui ,mengenai strategi pemasaran, display produk dan banyak lagi . Begitulah sedikit cerita dari saya mengenai pengalaman saya berjualan di warung jujur yang tak pernah lepas dari pelajaran dan hikmah hidup.
Berbicara mengenai UMKM di wilayah kota Yogyakarta , terhitung sejak agustus 2018, selain JNE membuka pelatihan-pelatihan bagi para pelaku UMKM untuk pemograman digital marketing ,go online baik di marketplace juga media sosial. Gunanya untuk mengenalkan produk-produk UMKM ke masyarakat lebih luas . Sudah pasti kegiatan ini mendapat respon positif sehingga para pelaku UMKM bisa lebih melek teknologi dan siap bersaing di era ekonomi digital atau yang baru diperbincangkan saat ini mengenai era industry 4.0. Salah satu metode yang sudah berjalan , UMKM / seller diuntungkan dengan adanya JNE cashless yaitu seller semakin praktis dalam kirim-kirim paket ( tidak perlu membayar cash di gerai atau input manual resi di toko), Dengan ini UMKM sangat dimanjakan dengan layanan ini dan pastinya akan selalu puas dengan kesigapan perusahaan ini menangani setiap masalah yang dihadapi setiap pelanggannya . UMKM pun bisa lebih fokus dalam penjualan produk , stock barang dan memikirkan strategi pemasaran produknya. Tak hanya itu program HARBORKIR ( Hari Bebas Ongkos Kirim) sering diadakan oleh JNE di setiap tahunnya , harapannya program ini bisa mendukung seller / para pelaku UMKM bisa lebih bersemangat untuk meningkatkan penjualan produknya dan juga memberikan pengalaman terbaik bagi setiap pelanggannya .
Belum kering tanah Lumajang dilanda awan panas dengan meletusnya Gunung Semeru . Melalui program CSR (Corporate Social Responsibility)- JNE Peduli , JNE ikut andil dalam kegiatan bantuan sosial ke wilayah terdampak : sumbangan donasi , pengiriman bantuan berupa sembako dan pakaian. Selain itu JNE mengadakan pos pengumpulan bantuan di gerai-gerai JNE untuk mempermudah masyarakat umum yang ingin ikut berpartisipasi di program ini . Bencana alam yang dirasakan oleh saudara-saudara kita yang lain seperti banjir , tanah longsor dan lain-lain menjadi sasaran utama JNE untuk menolong sesama bukan seolah-olah hanya pencitraan . Nyatanya , JNE hingga saat ini menjadi salah satu perusahaan yang mampu berkembang pesat dan bertahan , karena sisi kemanusiaannya yang selalu dijaga . Di umur 31 tahun ini , semoga JNE selalu menjadi perusahaan yang selalu jaya dan sukses . Amiin..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H