Lihat ke Halaman Asli

Erike Triwahyuni

Mahasiswa KKN BTV III UNEJ 2021/Fisip/Ilmu Kesejahteraan Sosial

Optimalisasi Peran BUMDes Melalui Unit Usaha Bank Sampah Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat Desa Jatisari

Diperbarui: 6 September 2021   07:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Jenggawah, Jember. Seperti yang kita ketahui pandemi Covid-19 telah melanda seluruh dunia termasuk negara kita Indonesia. Seluruh sektor mengalami kelumpuhan baik sektor kesehatan, pariwisata, ekonomi dan begitu juga dengan sektor pendidikan. Pada kondisi pandemi seperti yang terjadi pada saat ini mengharuskan adanya Physical/Social Distance yang berdampak pada upaya melakukan perubahan sistem KKN menjadi KKN Back To Village atau dalam Bahasa Indodnesia berarti KKN pulang kampung. KKN BTV III UNEJ 2021(https://unej.ac.id/) dilakukan secara mandiri (individu), KKN yang biasanya dilakukan di lokasi yang ditentukan oleh LP2M (berbasis desa binaan) maka saat ini ditentukan sendiri mahasiswa berdasarkan lokasi domisili (kampung halaman) atau dapat memilih lokasi diluar domisili dengan alasan tertentu.

Desa Jatisari merupakan salah satu Desa yang dipilih menjadi lokasi KKN oleh seorang mahasiswa bernama Erike Triwahyuni. Desa jatisari merupakan salah satu dari 8 desa yang terletak diwilayah adminstrasi Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Dengan batas wilayah sebelah utara adalah desa sruni, sebelah barat adalah desa karanganyar, sebelah selatan adalah desa pontang dan sebelah timur adalah desa jatimulyo.  Luas wilayah desa jatisari mencapai 553.295 Ha dengan luas area persawahan sebanyak 417.280   Ha. Desa jatisari termasuk dalam kategori desa berkembang dengan klasifikasi desa agraris dengan komoditas unggulannya berdasarkan luas tanam adalah padi dan  komoditas unggulannya berdasarkan nilai ekonomi adalah tembakau. Desa ini terbagi menjadi 3 Dusun sesuai dengan arah di Desa Jatisari, diantaranya :

1. Dusun Krajan terletak dibagian selatan dari kantor desa, dengan dominan warganya berbahasa Jawa

2. Dusun Sukosari terletak dibagian timur dari kantor desa, dengan dominan warganya berbahasa Madura

3. Dusun Grujugan terletak dibagian utara dari kantor desa, dengan dominan warganya berbahasa Madura

Berdasarkan form data pokok desa, Desa Jatisari mengalami kenaikan penduduk dengan jumlah KK sebanyak 3.854 KK dan jumlah penduduk sebanyak 11.347 jiwa. Bertambahnya penduduk juga akan mengakibatkan bertambahnya sampah yang akan berdampak pada kebutuhan penyediaan lokasi dan tempat pembuangan sampah yang luas. Hal ini sangatlah tidak mudah mengingat banyaknya persyaratan kesehatan yag harus dipatuhi dan sulitnya mencari lahan yang tepat dengan harga terjangkau. Bahkan hingga saat ini Desa Jatisari belum memiliki Tempat Pembungan Sampah Sementara (TPS).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sehingga ditemukan permasalahan yang ada akhirnya mahasiswa KKN BTV III di Desa Jatisari mengambil topik tentang "Optimalisasi Peran BUMDes Melalui Unit Usaha Bank Sampah Dalam Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat Desa Jatisari".

Bank sampah dapat menjadi jalan yang dapat ditempuh dalam menangani permasalahan lingkungan. Dengan adanya bank sampah, sampah di Desa Jatsari dapat didaur ulang dan dimanfaatkan. Yang mana mekanisme yang biasa digunakan dalam bank sampah seperti menabung pada bank, masyarakat menyetorkan sampah yang mereka punya dan akan dicatat oleh pengurus BUMDes. Hasil dari sampah tersebut akan ditukarkan dengan uang namun pengambilannya dapat dilakukan satu tahun sekali menjelang hari raya idul fitri tiba.

Sampah jenis aqua plastik merupakan jenis sampah yang paling banyak ditemukan di Desa Jatisari. Oleh karena itu BUMDes Terbina Jatisari memiliki alat pencacah plastik yang digunakan untuk mencacah bagian lunak dari gelas aqua yang hasilnya menjadi serpihan kecil dan dapat disetorkan dipengepul yang memang tempat menampung. Sedangkan bagian bibir gelas yang sulit untuk dicacah dapat dijadikan sebagai kerajinan seperti kerajinan tas,piring, dll. Seperti pada gambar diatas, mahasiswa KKN BTV III bersama Ibu Nunung pelopor pertama pembuat kerajinan piring dari sampah plastik mengajarkan kepada ibu-ibu PKK Jatisari cara membuat kerajinan piring.

Selain itu, output dari bank sampah selain menjadi kerajinan (anorganik) juga dapat menjadi pupuk organik cair dengan memanfaatkan sisa-sisa makhluk hidup yang sudah tidak digunakan lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline