Lihat ke Halaman Asli

Erika Susanti

Mahasiswa/Universitas Negeri Medan

Kampung Toleransi Menjadi Bukti Beda Keyakinan Tetap Bisa Hidup Berdekatan

Diperbarui: 4 Desember 2022   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kampung toleransi ialah upaya pemerintah melindungi keberagaman di kota Bandung yang sepanjang ini ditempati oleh masyarakat yang berbeda suku, ras, serta agama. Budaya toleransi di kota Bandung juga bukan suatu perihal yang baru. Dengan terdapatnya Kampung Toleransi ini, kebersamaan serta kerukunan antar warganya dikuatkan.

Kampung toleransi di daerah kota Bandung ialah wujud penghargaan dari walikota terdahulu yakni Ridwan Kamil kepada salah satu wilayah yang mempunyai tingkatan toleransi yang sangat baik, aktif serta progresif. 

Sebelumnya, Dada Rosada telah memandang secara langsung perilaku toleransi yang sangat baik tersebut di gang Luna, kelurahan Jamika, kecamatan Bojongloa Kaler kota Bandung. Maka dari itu, dikala Ridwan Kamil berprofesi selaku walikota (masa jabatan 2013- 2018), akhirnya gang Luna dinobatkan selaku Kampung Toleransi se- kecamatan Bojongloa Kaler.

Terdapatnya Kampung Toleransi bertujuan buat memelihara keberagaman serta kebhinekaan di kota Bandung. Tidak hanya itu, adanya Kampung Toleransi bisa jadi contoh untuk masyarakat wilayah lain guna menjunjung besar nilai toleransi. 

Dilihat dari ruang lingkupnya juga, nyatanya gang Luna ialah daerah yang mempunyai bermacam tempat beribadah, antara lain terdapat 4 gereja, 4 vihara serta 2 mesjid. Walaupun mempunyai banyak tempat beribadah, dikala perayaan hari besar dilaksanakan tidak pernah ada rasa terganggu antar warganya.

Dari saat sebelum ditetapkan sebagai Kampung Toleransi, tercatat kalau gang Luna tidak pernah melakukan bentrokan ataupun persilisihan antar umat beragama. Bila dilihat secara nyata serta fisiknya, yang jadi karakteristik khas dari gang Luna selaku Kampung Toleransi yang pertama merupakan terdapatnya mesjid dengan vihara yang bersebelahan apalagi temboknya nyaris bersentuhan dengan mesjid. Hal ini menjadi bukti bahwa meskipun kita memiliki keyakinan yang berbeda, kita juga bisa hidup berdekatan tanpa adanya bentrok.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline