Dalam dunia perkuliahan, kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau yang biasa dikenal dengan istilah KKN merupakan hal yang wajib diikuti oleh semua mahasiswa tingkat akhir sebelum menjalani masa skripsi. Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia masih dalam suasana pandemi covid-19, hal tersebut menjadikan Universitas Jember (http://unej.ac.id) tahun ini masih mengadakan KKN dengan istilah KKN Back to Village 3 atau dapat diartikan sebagai KKN di domisili asal tempat tinggal mahasiswa/i masing-masing. Karena dampak pandemi covid-19 juga KKN yang biasanya berlangsung selama 45 hari, menjadikan KKN BTV 3 UNEJ (http://unej.ac.id) hanya berlangsung selama 30 hari, mulai dari 11 Agustus 2021 sampai 10 September 2021. Namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat dari seluruh peserta KKN BTV 3 UNEJ 2021 (http://unej.ac.id).
KKN BTV 3 yang diselenggarakan oleh Universitas Jember (http://unej.ac.id) memiliki tiga tema, diantaranya Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19, Program Inovasi Tekhnologi/Informasi Dalam Penanganan Covid-19, Program Pemberdayaan Bumdes/Jaring Pengaman Desa Penangan Covid-19, Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid-19, Program Penanganan Stunting Dan Aki Akb. Penulis merupakan mahasiswi dari Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember (http://unej.ac.id) yang memilih tematik Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19 dalam kegiatan KKN yang dilakukannya.
Hampir seluruh sektor terkena dampak dari adanya pandemi covid-19, salah satunya yaitu sektor usaha yang dijalani oleh wirausaha kecil. Dampak yang dirasakan mulai dari penurunan pendapatan akibat sepi pengunjung, warung yang terpaksa harus tutup karena pembatasan jam operasional, minat konsumen yang berkurang, arus rantai pasok yang berjalan tidak lancar dan sebagainya. Maka dari itu penulis memilih tematik Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19 untuk membantu memberdayakan wirausaha kecil yang terkena dampak pandemic covid-19 dan mempengaruhi pendapatannya.
Penulis melaksanakan KKN BTV 3 di Kota Cirebon dengan memilih sasaran seorang wirausaha atau biasa dipanggil Mba Iroh (43) yang telah menjalani usahanya sejak 2018 lalu dan diberi nama bajry shop. Barang-barang yang dijual yaitu face mist dan bumbu masakan arab. Menurut pernyataan dari Mba Iroh, ia menuturkan bahwa ia mengambil bahan-bahan untuk dijadikan barang jadi berupa face mist dari supplier di Bogor. Namun, adanya pandemi covid-19 mengganggu arus rantai pasok bahan-bahan face mist tersebut. Atau pengiriman bahan dari supplier tidak berjalan lancar. Hal tersebut menyebabkan Mba Iroh terhenti dalam memproduksi face mist. Pendapatan dari penjualannya pun ikut menurun. Hal tersebut terjadi juga pada barang lain yang dijual Mba Iroh yaitu bumbu masakan arab.
Dalam kegiatan KKN BTV 3 ini, penulis bertugas untuk memberdayakan wirausaha yang terkena dampak pandemi covid-19. Identifikasi masalah yang dilakukan penulis pada minggu pertama bersama sasaran menghasilkan data bahwa permasalahan terletak pada ketidaklancaran pengiriman, sedangkan keadaan menuntut sasaran agar tetap berjualan demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Setelah berdiskusi dengan sasaran, ia menginginkan agar mempunyai usaha produksi makanan sendiri agar segala bahan-bahan bisa ia dapatkan disekitar lokasi tempat tinggalnya dan ia bisa memproduksi produk tersebut tanpa harus menunggu kiriman dari supplier. Setelah identifikasi masalah, penulis menyimpan pernyataan dari sasaran KKN dalam catatan, yang kemudian penulis mencari tahu potensi dan peluang apa yang terdapat di lokasi KKN.
Masa pandemi covid-19 menuntut masyarakat untuk tetap berdiam diri dirumah, dan biasanya membutuhkan cemilan makanan untuk menemani kegiatannya dirumah. Penulis mencocokan kembali hal tersebut dengan potensi kuliner yang ada di lokasi. Di Cirebon banyakanya gerai-gerai kuliner pedas di setiap tempat, dan selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat. Hal tersebut menandakan bahwa banyaknya masyarakat yang menyukai kuliner pedas. Penulis juga mengamati Youtube yang menayangkan food vloger mereview makanan pedas berupa cipak koceak. Dengan mengamati keadaan sekitar, di Cirebon belum terlalu terkenal apa itu cipak koceak. Maka dari itu penulis memanfaatkan pelang dan potensi untuk mengusulkan kepada sasaran sebuah program kerja yaitu mengembangkan usaha bajry shop melali inovasi produk baru berupa cipak koceak.
Setelah diskusi dengan sasaran, ia pun menyetujui usulan yang telah penulis sampaikan. Kemudian pada minggu kedua, penulis melakukan kegiatan pencarian bahan-bahan dan langkah produksi cipak koceak yang akan disampaikan ke sasaran untuk dilakukan percobaan produksi bersama-sama. Kegiatan percobaan produksi pada minggu kedua dilakukan sebanyak tiga kali dengan diselingi pemberian tester ke beberapa masyarakat untuk dimintai pendapat serta review yang kemudian dievaluasi oleh penulis dan sasaran untuk produksi berikutnya.
Pada minggu ketiga, penulis melakukan kegiatan pelatihan pembuatan logo stiker produk dengan sasaran, sembari menjelaskan komponen-komponen penting apa saja yang harus ada di kemasan produk, pengarahan strategi pemasaran yang harus dilakukan. Mulai dari bentuk promosi apa saja yang sebaiknya dilakukan, media sosial yang digunakan untuk pemasaran, teknik pemasaran dari mulut ke mulut sampai pentingnya menjalin hubungan baik dengan konsumen. Di minggu keempat, penulis berencana untuk memulai promosi awal untuk pemasaran produk yang dilakukan oleh sasaran dengan tetap berdiskusi dengan penulis. Penulis berharap dengan adanya inovasi produk baru tersebut dapat mengembangkan usaha bajry shop dan meningkatkan pendapatan sasaran agar mampu bertahan hidup dikala pandemi covid-19. Semoga kegiatan KKN yang dilakukan memberikan dampak positif bagi sasaran yang dituju. Harapan terbesar lainnya yaitu semoga Indonesia cepat pulih dan terbebas dari covid-19. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H