Lihat ke Halaman Asli

Asal Usul Nama Candi Sumberawan dan Kaitannya dengan Rekontruksi Kultural

Diperbarui: 13 Juni 2024   18:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

wikipedia.org

Apasih Lingustik Historis Komparatif itu?
Keraf (1996:22) mengatakan bahwa linguistik bandingan historis (linguistik historis komparatif) adalah suatu cabang dari Ilmu Bahasa yang mempersoalkan bahasa dalam bidang waktu serta perubahan-perubahan unsur bahasa yang terjadi dalam bidang waktu tersebut.

Dalam pembelajaran Lingustik Historis Komparatif ternyata terdapat materi pembelajaran mengenai Rekonstruksi Kultural lohh!!
Rekonstruksi kultural digunakan untuk mengetahui ciri universal dari suatu perubahan bahasa, bagaimana pemerolehan bahasa itu secara umum dapat membedakan manusia dan binatang, dan mencari penjelasan sejarah nonlinguistik dari bahasa yang dipakai orang. Rekonstruksi ini mencangkup arkeologi, sejarah lisan, dan budaya perbandingan.

Sebagian dari kalian pasti tidak asing bukan dengan Candi Sumberawan? Candi ini terletak di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Tahu tidak? Ternyata, di balik nama Sumberawan terdapat asal usul pemberian nama ini, lohh!

Melalui Video yang diunggah di YouTube Badan Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur, Ismail Lutfi sebagai Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komda Jawa Timur mengemukakan bagaimana asal-usul dan sejarah Candi Sumberawan.

Candi Sumberawan ini dikelilingi oleh beberapa mata air, parit, dan kolam budidaya ikan. Maka dari itu, kata 'sumber' didapatkan disini. Dalam bahasa Jawa sendiri, 'sumber' memiliki arti mata air.

Sumber gambar: ERCTrans

Menurut beberapa tafsiran, Sumberawan berasal dari kata 'sumber' dan 'awan' serta 'sumber' dan 'rawa'. Lutfi menafsirkan berasal dari kata 'sumber' dan 'rawa' atau 'rawan' karena menurutnya 'awan' tidak ada dalam kosakata bahasa Jawa. Kemungkinan nama Sumberawan tidak memiliki keterkaitan dengan sekumpulan tetesan air yang tampak di atmosfer.

Kata 'sumber' dan 'rawa' dianggap lebih rasional karena 'sumber' merupakan tempat dimana air muncul ke permukaan bumi dan karena bentuknya yang menggenang akhirnya menjadi rawa-rawa. Kemudian, kata 'rawan' diberi sufiks -n untuk menunjukkan nama tempat. Dalam bahasa Jawa, biasanya nama tempat bersufiks -an atau -n, misalnya seperti kata kabupaten yang berarti wilayah pemerintahan seorang bupati. Itulah mengapa candi ini memiliki nama Sumberawan.

Asal usul nama Candi Sumberawan ini sebagai contoh bagaimana Linguistik Historis Komparatif bekerja dan mampu membawa kita tepat ke masa beberapa ribu tahun yang lalu berdasarkan kontak budaya alamiah dan tanah asal masyarakat.

Sumber referensi:
Keraf, Gorys. 1996. Linguistik Bandingan Historis. Jakarta. PT Gramedia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline