Lihat ke Halaman Asli

Ririe aiko

Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Perlunya Pengawasan Ketat dan Kepatuhan Terhadap Standar Makan Bergizi Gratis

Diperbarui: 20 Januari 2025   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: Ilustrasi makan bergizi gratis. (Foto: KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA) 

Baru-baru ini, masyarakat dikejutkan oleh insiden keracunan makanan yang menimpa 40 siswa sekolah dasar di Sukoharjo, Jawa Tengah, setelah mengonsumsi menu makan bergizi gratis (MBG). 

Insiden ini menjadi sorotan karena program MBG sejatinya dirancang untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia, bukan menjadi ancaman bagi kesehatan mereka. 

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengonfirmasi bahwa penyebab keracunan adalah kesalahan teknis dalam pengolahan menu ayam marinasi. 

Meski para siswa telah pulih dan menu bermasalah diganti, peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran akan pentingnya pengawasan dan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan dalam program semacam ini.

Mengapa Insiden Ini Bisa Terjadi?

Program MBG bertujuan mulia, yaitu memberikan akses makanan bergizi kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu. Namun, insiden di Sukoharjo menunjukkan bahwa program ini rentan terhadap kegagalan jika aspek teknis pengolahan makanan diabaikan. 

Dadan Hindayana menyebut kesalahan teknis sebagai penyebab utama, yang bisa berarti kurangnya pelatihan tenaga pengolah makanan, penyimpanan bahan pangan yang tidak memadai, atau proses memasak yang tidak sesuai standar.

Ayam marinasi yang menjadi penyebab keracunan ditarik dari peredaran dan diganti dengan telur rebus. Meskipun solusi ini dapat mencegah kasus serupa dalam jangka pendek, akar permasalahan seperti kurangnya pengawasan dan prosedur ketat dalam proses penyediaan makanan masih perlu diatasi secara sistemik.

Keamanan pangan merupakan elemen kunci dalam program makan bergizi gratis. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), makanan yang aman adalah makanan yang tidak menyebabkan penyakit ketika dikonsumsi. Dalam konteks ini, penyediaan makanan gratis harus memenuhi standar keamanan yang mencakup seluruh rantai produksi, mulai dari pemilihan bahan baku, penyimpanan, hingga pengolahan dan distribusi.

Tanpa pengawasan yang memadai, risiko keracunan makanan meningkat. Insiden seperti ini juga menciptakan dampak psikologis, baik bagi siswa maupun orang tua, yang mungkin kehilangan kepercayaan pada program pemerintah. Selain itu, jika dibiarkan, kejadian seperti ini dapat menurunkan reputasi program MBG, yang sejatinya memiliki tujuan positif untuk membantu kelompok rentan.

Langkah-Langkah Mencegah Insiden Serupa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline