Lihat ke Halaman Asli

Ririe aiko

Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Hidup Harus Tetap Berjalan Sekalipun Kamu Ingin Diam

Diperbarui: 17 Desember 2024   17:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : bingimage.com AI

Hidup Harus Tetap Berjalan Sekalipun Kamu Ingin Diam

Ada kalanya hidup terasa seperti pukulan bertubi-tubi, seperti kita sedang berjalan di lorong gelap tanpa tahu di mana ujungnya. Hati berantakan, pikiran kacau, dan langkah rasanya berat sekali. Semua orang pernah ada di titik ini, titik di mana rasanya dunia ingin kita menyerah. Namun, kenyataannya, hidup tidak pernah memberikan kita "pause button." Tidak ada waktu untuk berhenti, sekalipun kita merasa sudah di titik terendah dan ingin diam di sana saja, membiarkan semuanya berlalu.

Kita hidup di dunia yang bergerak cepat---kadang terlalu cepat untuk hati yang sedang patah dan pikiran yang sedang kalut. Mau tidak mau, kita dipaksa untuk ikut berjalan, meskipun kaki rasanya lumpuh karena beban yang kita pikul. Sayangnya, tidak ada ruang bagi waktu untuk berkata, "Oke, kamu istirahat dulu. Aku akan menunggu sampai kamu siap." Kenyataannya, waktu terus berlari tanpa peduli.

Kenyataan Pahit Harus Kita Terima

Sering kali, kita memiliki bayangan ideal tentang kehidupan. Kita ingin segalanya berjalan sesuai keinginan: cinta yang sempurna, pekerjaan yang lancar, dan dunia yang seolah berpihak pada kita. Namun, realita justru menunjukkan sebaliknya. Hidup selalu punya caranya sendiri untuk membuat kita kecewa, terluka, dan patah hati. Seperti sebuah plot twist dalam film yang tidak kita harapkan, tapi harus kita jalani.

Banyak orang mencoba menyangkal rasa sakit atau berpura-pura semuanya baik-baik saja. Tapi sejujurnya, luka itu ada, nyata, dan kadang terlalu dalam untuk diabaikan.

 Sering kita bertanya, "Kenapa aku?" atau "Kenapa hidup begitu kejam?"---tapi jawaban itu jarang datang. 

Inilah kenyataan pahit yang harus kita terima: hidup tidak selalu berjalan sesuai ekspektasi. Tidak semua hal yang kita inginkan akan terwujud. Kadang, kita harus siap untuk kecewa, siap untuk terluka, dan siap dipatahkan. Menolak realita hanya akan memperpanjang derita. Ketika kita mulai belajar menerima apa yang terjadi, meskipun bertolak belakang dengan keinginan kita, perlahan hidup akan terasa lebih ringan.

Rasa Sakit yang Mengajarkan Kita Banyak Hal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline