Lihat ke Halaman Asli

Ririe aiko

Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Silent Killer Yang Bisa Merusak Hubungan Pernikahan

Diperbarui: 11 Desember 2024   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber : bingimage.com AI



Dalam membangun rumah tangga, banyak pasangan yang mengira ancaman utama hubungan mereka adalah perselingkuhan. Meskipun hal tersebut memang salah satu penyebab utama keretakan rumah tangga, ada banyak faktor lain yang sering luput dari perhatian namun secara perlahan merusak hubungan. Faktor-faktor ini, yang sering disebut sebagai "silent killer," dapat menghancurkan fondasi pernikahan tanpa disadari oleh kedua belah pihak.

Berikut ini adalah beberapa silent killer yang dirangkum dari akun @sekolah.pernikahannubuwwah yang harus diwaspadai dalam menjaga hubungan pernikahan:

1. Silent Night : Minimnya Komunikasi di Malam Hari

Banyak pasangan yang merasa bahwa mengobrol di malam hari setelah aktivitas seharian adalah hal sepele. Namun, malam hari seharusnya menjadi waktu di mana pasangan bisa saling berbagi cerita, berbicara dari hati ke hati, dan memperkuat hubungan emosional. Ketika pasangan jarang berbicara atau memilih untuk menghabiskan malam dalam keheningan, hubungan mereka dapat menjadi renggang. Kurangnya komunikasi membuat pasangan kehilangan kesempatan untuk memahami perasaan, pikiran, dan kebutuhan satu sama lain.

2. Silent Scrolling: Terjebak dalam Dunia Gadget

Di era digital ini, salah satu tantangan terbesar dalam hubungan pernikahan adalah penggunaan gadget yang berlebihan. Banyak pasangan yang lebih sering scrolling di media sosial atau menghabiskan waktu dengan perangkat mereka daripada berinteraksi satu sama lain. Silent scrolling ini membuat komunikasi menjadi terabaikan dan menciptakan jarak emosional. Akibatnya, pasangan merasa tidak dihargai karena perhatian yang seharusnya diberikan kepada mereka malah diarahkan ke layar gadget.

3. Silent Sloth : Beban Rumah Tangga yang Tidak Seimbang

Dalam banyak rumah tangga, istri masih sering menjadi pihak yang menanggung sebagian besar tanggung jawab rumah tangga, mulai dari mengurus anak, membersihkan rumah, hingga memasak. Ketika suami tidak terlibat aktif dan membiarkan istri mengerjakan semuanya sendiri, hal ini dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental pada istri. Beban yang tidak seimbang ini sering kali menjadi sumber frustrasi dan konflik, terutama ketika istri merasa tidak dihargai atau tidak mendapat dukungan yang cukup dari pasangan.

4. Silent Socializing: Komunikasi Diam-Diam yang Mengarah pada Perselingkuhan

Silent socializing adalah fenomena di mana salah satu pasangan secara diam-diam menjalin komunikasi intens dengan rekan kerja atau teman lawan jenis. Awalnya mungkin terlihat sebagai hubungan profesional atau pertemanan biasa, tetapi jika dibiarkan, hal ini bisa berkembang menjadi perselingkuhan emosional atau fisik. Komunikasi diam-diam ini sering kali dimulai dari percakapan ringan yang kemudian berubah menjadi curahan hati, menggantikan peran pasangan dalam memberikan dukungan emosional.

5. Silent Solidarity: Minimnya Momen Berkualitas Bersama

Salah satu cara menjaga keintiman dalam pernikahan adalah dengan meluangkan waktu untuk quality time bersama. Namun, banyak pasangan yang jarang melakukan kegiatan bersama, seperti berkencan, makan malam romantis, atau sekadar berjalan-jalan berdua. Minimnya momen berkualitas bersama ini membuat hubungan terasa monoton dan kehilangan gairah. Ketika pasangan tidak lagi memiliki waktu untuk menikmati kebersamaan, hubungan mereka berisiko menjadi hambar.

Dampak dari Silent Killer dalam Pernikahan

Faktor-faktor silent killer ini mungkin tidak langsung menyebabkan konflik besar, tetapi jika dibiarkan terus-menerus, dampaknya dapat sangat merusak. Beberapa akibat yang sering muncul adalah:

1. Kurangnya Kehangatan Emosional : Pasangan mulai merasa tidak terkoneksi secara emosional, yang bisa menyebabkan rasa kesepian dalam pernikahan.
2. Penurunan Kepuasan Hubungan : Ketika kebutuhan emosional dan fisik tidak terpenuhi, salah satu atau kedua belah pihak mungkin merasa tidak puas dalam hubungan.
3. Peningkatan Risiko Konflik : Silent killer sering kali memicu rasa frustrasi dan kemarahan yang akhirnya meledak dalam bentuk pertengkaran.
4. Peluang Lebih Besar untuk Perselingkuhan: Ketika pasangan merasa diabaikan atau tidak dihargai, mereka lebih rentan mencari perhatian atau dukungan di luar hubungan pernikahan.

Cara Mengatasi Silent Killer dalam Pernikahan

Untuk menghindari ancaman silent killer, pasangan perlu melakukan langkah-langkah berikut:

1. Membangun Komunikasi yang Terbuka
   Jadikan komunikasi sebagai prioritas. Luangkan waktu setiap hari untuk berbicara dari hati ke hati, mendengarkan tanpa menghakimi, dan memahami kebutuhan pasangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline