Lihat ke Halaman Asli

Ririe aiko

Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Dari Cerpen Horor ke Perjalanan Menuju Malam Teror "Elex Media"

Diperbarui: 17 November 2024   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : galeri pribadi

"Min, cerita Ririe Aiko menang nggak? Kalau menang, mau OTW beli tiket ke Jakarta buat besok."  

Itu DM absurd yang aku kirim ke admin lomba nulis cerita horor Elex Media. Pede banget, kan? Aslinya sih, aku emang sering bikin cerita horor, dan beberapa kali dapat proyek ghost story juga.  Jadi waktu tahu ada lomba ini, langsung mikir, "Ah, iseng masukin cerpen, siapa tahu menang lagi!" dengan pedenya.  

Tapi H-1 sebelum acara "Malam Teror" digelar, belum ada pengumuman pemenang. Waktu admin Elex bales, "Semoga ya, Kak," rasanya campur aduk. Jawabannya ambigu banget! Bukannya bikin tenang, malah bikin aku mikir, "Hmm, kayaknya nggak menang deh." Tapi ya sudahlah, balik ke rutinitas kaya biasa, tetap ngejalanin jadwal ngajar hari itu.  

Lompat ke Sabtu, 16 November. Hari acara. Lagi fokus ngajarin murid tentang konsep PLSV, tiba-tiba notifikasi ponsel bunyi. Email masuk dari Elex Media. Buka pelan-pelan sambil deg-degan... DAN TERNYATA AKU MENANG! Aku jadi salah satu pemenang lomba cerpen horor! 

Aseli yang tadinya lagi fokus dengan angka PLSV ngedadak ngitung angka 3 kali 5 aja jadi pake kalkulator, karena ni otak mulai kepecah pikirannya, antara dateng apa nggak ke acara ya? bayangin aja, acara mulai pukul 16.30 WIB, dan jam 11.00 WIB, aku masih di Bandung. 

Masih berkutat dengan jam ngajar yang padat. Belum lagi Bandung hari itu lagi romantis-romantisnya sama gerimis. Tapi kalau nggak datang,  ceritaku bakal dibacain sama ghost writer terkenal kayak Kak Eve Shi dan Kak Guntur Alam. This is a big deal for me! sayang banget dilewatin! Langsung aja hari itu, aku reschedule semua jadwal. Pokoknya, harus OTW Jakarta.  

Perjalanan yang (Lebih) Horor dari Cerpen Horor  

Beli tiket travel? Beres. Packing dadakan? Beres. Tapi perjalanan Bandung-Jakarta kali ini lebih horor dari cerpenku sendiri. Vibes perjalanan melewati tol bikin lebih ngeri karena beberapa hari lalu sempat ada kecelakaan beruntun di KM 92 yang sempat viral. Hujan yang tadinya gerimis berubah jadi badai kecil. Angin kencang plus kecepatan travel yang bikin aku ngerasa kayak lagi naik karpet terbang. Itu dua setengah jam perjalanan berasa kayak marathon mental.

Sampai Jakarta, aku disambut tiga hal: macet, hujan deras, nyanyian perut keroncongan. Asli, laper banget. Baru sadar dari pagi belum sempet makan. Jadi aku langsung mutusin buat mampir dulu ke food court, makan sepiring nasi goreng sambil menunggu hujan reda. Tapi selesai aku makan, hujan masih belum berhenti, sebaliknya malah tambah gede. 

Aku terjebak di sana hampir dua jam. Terjebak disituasi tak mungkin menembus hujan tanpa berbekal payung.  Jam di tangan udah nunjukin pukul 17.30 WIB. Aku mikir, "Yah, fix telat sih ini."  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline