Lihat ke Halaman Asli

Ririe aiko

Penulis, Pengajar dan Ghost Writer

Marriage Is Scary! Really?

Diperbarui: 14 September 2024   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : id.pngtree.com

Akhir-akhir ini tagar Marriage Is Scary kian menjadi trend di dunia medsos, entah apa asal muasalnya sampai tagar ini mulai banyak bermunculan. Mungkin karena banyaknya kasus kdrt, perselingkuhan kegagalan pernikahan yang terjadi, hingga membuat gambaran pernikahan seakan sangat menakutkan bagi anak muda.

Tetapi apakah benar yang menakutkan itu adalah pernikahannya? Atau justru pasangan yang dipilih sebagai teman hidup yang menjadi masalah utamanya?

Sebagian besar wanita lah yang merasa lebih menyesal menikah dibandingkan para laki-laki, mengapa bisa terjadi demikian? Karena mayoritas di negara kita dengan tingkat fathers less yang masih tinggi, tanggung jawab pengasuhan anak lebih dominasi para wanita dibandingkan laki-laki. Jika diamati lebih jauh perubahan pola hidup wanita dan Laki-laki setelah menikah memang jauh berbeda, laki-laki masih bisa memiliki banyak kebebasan untuk melakukan hal-hal yang dia sukai untuk melepas stres. Berbeda dengan wanita yang setelah menikah lebih banyak menghabiskan waktunya untuk keluarga dengan mengurusi anak-anak, mengurusi operasional rumah, mengurusi suami, belum lagi mengurusi antar jemput anak ke sekolah. Jarang wanita bisa punya waktu bebas untuk merawat dirinya sendiri, apalagi ketika kondisi ekonomi para suami belum bisa menjamin seutuhnya, terkadang wanita dihadapkan pada posisi multitasking ikut menghasilkan uang, tetapi juga harus tetap bisa menjaga operasional di rumah tetap berjalan dengan baik. Bayangkan bagaimana tingkat kelelahan wanita sebagai istri jika terus menerus dihadapkan pada kondisi yang sama? Tentunya akan sangat melelahkan baik secara fisik dan emosional. 

Hal inilah yang memunculkan anggapan bahwa pernikahan menjadi momok menakutkan terutama bagi para wanita. Mengapa menjadi sangat menakutkan? karena tidak adanya proses kerja sama yang baik dalam pernikahan. Salah satu pasangan merasa terbebani karena terlalu dominan dengan segala tanggung jawab yang seolah sudah dilabelkan ada pada wanita sejak dahulu seperti "istri urus anak dan rumah" dan "laki-laki cari uang". Padahal dengan penerapan konsep seperti itu, seolah laki-laki tidak bertugas untuk mengurusi anak dan operasional rumah tangga begitupun sebaliknya, istri tidak perlu ikut kerja cari uang. Ketika dalam pernikahan diterapkan konsep tugas aku dan tugas kamu, bisa dipastikan jalannya pernikahan akan menjadi lebih berat, karena ego mendominasi disini.

Pernikahan seharusnya diawali dengan komunikasi yang baik dengan pasangan, di mana kita bisa bekerjasama dengan baik melakukan semua hal. Tidak selalu ini tugas istri dan ini tugas suami! Semua bisa menjadi lebih mudah, jika aku dan kamu itu, diubah menjadi tugas kita berdua. Jika kehidupan pernikahan dijalani dengan orang yang tepat yang bisa menjalin komunikasi yang baik, tentunya pernikahan itu sendiri tidak akan menjadi sesuatu yang menakutkan.

Kita tidak bisa mengeneralisasi pernikahan itu buruk bagi semua orang, karena toh banyak yang hingga kakek nenek tetap saling menyayangi dan mencintai hingga akhir hayat. Jadi sebenarnya yang perlu dikoreksi dari kegagalan pernikahan, bukan tentang menikahnya, tetapi tentang memilih pasangannya. Karena pasangan yang bisa menentukan kehidupan pernikahan itu akan menjadi surga atau neraka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline